*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman Nyantri di Pondok Pesantren

Hidup dan tinggal di Pondok Pesantren mungkin menjadi kehidupan yang sangat membosankan bagi anak muda zaman sekarang. Tinggal disana sebagai seorang santri tentu sangat berbeda dengan tinggal di rumah sendiri. Dan saya sebagai mantan seorang santri, akan sedikit berbagi cerita tentang suka duka hidup di pondok pesantren

Kebanyakan masyarakat menilai kehidupan Pondok merupakan kehidupan yang tidak modern, terisolir, membosankan, dan kejam mungkin. No no no semuanya itu tidak benar. Saya sendiri telah membuktikannya, bahwa pondok bukanlah hidup dengan keterasingan dan keterbatasan dari jangkauan informasi dunia luar, disana juga layaknya kehidupan modern lainnya.
Read : Daftar Nama Pondok Pesantren Indonesia 

Pondok tetap memegang teguh prinsip kebebasan. Orang yang modern berarti orang yang bebas, bebas bukan dalam aspek yang nyelonoh atau tanda kutip, bebas yang di maksud bebas dalam berkarya. Anak pondok bebas berkarya, misalnya mengecat lemarinya dengan gambar anime atau nama nama Allah. Tidak ada larangan dalam berkarya, selama masih dalam koridor baik dan benar. 

Bahkan materi yang di ajarkan di pondok bukan melulu berkutat tentang agama saja, walau tidak di pungkiri pelajaran nilai agama dan peradaban lebih dominan dibanding sekolah umum lainnya. Di pondok sering mengadakan acara yang berkaitan dengan seni, entah itu kaligrafi, murrotal, seni beladiri, pramuka, paskibra, ataupun malam puncak acara berbagai pestival di hiasi dengan musik karya anak pondok. Dan anak pondok tidak pernah ketinggalan mengikuti ajang lomba apapun bersaing dengan sekolah umum

Ketika ada sebagian orang mengatakan bahwa seorang santri pasti akan menjadi ustadz dan kuliah jurusan keagamaan saja, itu tidaklah benar. Banyak alumni pondok di terima di perguruan tinggi jurusan kedokteran, jadi insinyur mesin, Informasi dan Tekhnologi, dsb. Mengapa demikian, karena di pondok juga ada jurusan sekolah umum layak SMA. Kelebihannya dari SMA biasa adalah, di pondok kita di asah untuk aktif dalam berbicara bahasa Arab dan Inggris.

Selain itu, Pondok mengajarkan kita disiplin waktu, disiplin ilmu, disipilin terhadap diri sendiri. Mulai dari sholat tepat waktu hingga penerapan dalam berbicara bahasa asing. Ada jenjang sanksi yang di berikan bila antar santri tidak menggunakan bahasa asing, seperti rambut di cukur habis / botak.
Selama tinggal di pondok, saya tidak pernah menyaksikan ada santri yang di beri hukuman melanggar HAM gara-gara tidak mematuhi aturan pondok. Semua baik-baik saja, walau kesan pertama mungkin sedikit kaget dengan menu masakan, bangun tidur sebelum subuh, tidur tanpa AC dan kipas angin, dsb. Tapi itulah proses pembelajaran agar para santri terbiasa hidup jauh dari orang tua, mandiri, disiplin

Masih banyak segudang cerita yang tidak bisa saya paparkan satu demi satu. Satu hal yang pasti, bahwa Pondok Pesantren bukanlah tempat menjadi seorang ustadz. Tapi pondok menjadikan kita manusia beradab, berilmu, dan beriman

Written by MGP

Posting Komentar untuk "Pengalaman Nyantri di Pondok Pesantren"