Tutup Buku atau Pindah Halaman
Ada saat dimana ketika kita harus memilih antara berpindah halaman dan menutup buku. Beberapa bab mungkin sudah terisi penuh oleh coretan, pada halaman lain mungkin terbiarkan kosong tanpa tahu harus menulis apa atau sengaja berpindah ke halaman lain, berharap coretan itu berubah makna. Atau malah kita memutuskan untuk menutupnya rapat-rapat, hingga suatu hari nanti buku tersebut akan kita buka kembali, sekedar mengais jejak yang tertinggal.
Begitulah hidup, terkadang kita tidak yakin menghadapi sesuatu dan dihinggapi keraguan dan ketakutan. Proses pindah dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja, dan itu dapat membuat kita merasakan banyak emosi yang berbeda, baik bahagia maupun sedih.
Kadang kita baru menyadari bahwa ada satu bab dalam hidup akan segera berakhir, dan perasaan itu telah membangkitkan minat dan membuat kita ingin menjelajahinya lebih dalam. Atau ada cara hidup kita saat ini tidak memuaskan atau tidak lagi memberi kita kebahagiaan, jadi kita sengaja berusaha mengubahnya dan menjauh dari kebiasaan lama. karena kita mungkin ingin membebaskan diri dari sesuatu yang menyebabkan kita merasa bosan. Di lain waktu, perubahan terjadi secara alami dan terjadi ketika kita tidak menginginkannya
Semua masih bisa berubah juga masih bisa di ubah. Allah telah membuka hati kita untuk berubah, IA menitipkan cara lain dan berjalan menjauh dari sesuatu yang meresahkan, entah itu keterlibatan dalam emosional, fisik dan finansial.
Kita masih bisa menjalani hidup yang penting dan membuat perbedaan. Meski mungkin sulit untuk menutup buku tentang sesuatu yang sudah kita kerjakan begitu lama. Namun kita perlu berhenti mengerjakan sesuatu karena tidak percaya bahwa kita akan mencapai tujuan
Kita masih bisa menjalani hidup yang penting dan membuat perbedaan. Meski mungkin sulit untuk menutup buku tentang sesuatu yang sudah kita kerjakan begitu lama. Namun kita perlu berhenti mengerjakan sesuatu karena tidak percaya bahwa kita akan mencapai tujuan
Jadi tak perlu di rundung kekhawatiran bila waktunya memang harus menutu lembaran kusam, karena ada Allah yang kita gantungkan. Bukankah Allah Maha Mengetahui dari lembaran waktu yang belum kita goreskan.
Waktu tak menunggu kita untuk berubah, waktu menuntun kita membuat perubahan. Keputusan untuk memilih antara keduanya, menutup buku atau pindah halaman sering menyisakan rasa kekhawatiran. Apapun itu nantinya, semoga menjadi catatan waktu yang penting, moment berharga dari sebuah pilihan.
Lembar buku kita tak mungkin bersih dari tinta hitam, tak harus rapi layaknya kesempurnaan Allah menghadirkan matahari dan bulan sebagai lentera di waktu siang dan malam. Closing the book, sudah saatnya menutup sesuatu, memaafkan yang harus di maafkan, berdamai dengan sesuatu yang pernah menghadirkan rasa tidak nyaman.
There comes a time when you have to choose between turning a page and closing a book
- suatu hari suatu saat suatu masa -
Kalau lagi putus asa, biasanya kepikiran utk tutup buku
BalasHapusGitu ya mas Ali Ridho, pd saatnya kita mmg hrs memilih yg terbaik, tp jgn memilih dlm keadaan putus asa.... bahaya heheheh ..makasih atas kunjungannya
Hapus