Mengkhawatirkan,Media Sosial Jadi Sarana Aktualisasi Diri Tanpa Batas
Kehadiran Media sosial telah mampu menghapus batasan dalam bersosialisasi, ia menjadi tempat bertemu secara maya untuk keluarga, teman, kolega yang sebelumnya terpisah oleh jarak dan waktu. Kapanpun dan dimanapun komunikasi bisa terjadi, membuka kesempatan bagi tiap individu bisa menjadi pengirim dan penerima. Apalagi pemilik akun tidak wajib berbayar dalam menggunakannya, tak perlu keahlian khusus bahasa programer, hanya bermodalkan handphone, jaringan internet yang terbilang cukup murah untuk negara Indonesia dibanding negara lain
Dulu, pengguna media sosial hanya digunakan oleh orang dewasa, itupun masih bagi mereka yang tinggal di perkotaan, karena jaringan vendor internet belum merambah pelosok desa. Makin kedepan, semua kalangan menjadi akrab dengan sosial media. Bahkan anak usia batita saja sudah memiliki akun media sosial, entah siapa yang membuatnya, ibunyakah atau orang-orang disekitarnya. Padahal anak seusia itu belum tahu apa-apa, mereka dipaksa bergaya didepan kamera, dengan tingkah mereka serba lucu dan menarik hingga mampu menghipnotis orang lain melihatnya.
Begitulah sosial media, tiap orang memiliki cara berbeda untuk menampilkan dirinya. Selain posting foto pribadi, foto bersama pejabat dan artis, aktifitas sehari-hari dengan berbagai lokasi, deretan info pribadi tertulis di setiap akun, mulai pendidikan hingga jabatan, banyak pula berbagi kata-kata bijak dan rohani, video lucu. Ada juga yang saling meminta di follback, ada pula yang memamerkan sisi kreatif fotografi dan videografi, bahkan banyak juga menyampaikan kritikan yang berakhir dengan putus pertemanan dan laporan kepolisian. 🙃😄.
Semangat berlomba dalam berbagi, lebih transparan dengan informasi tentang dirinya, makin dipahami bila sosial media jadi tempat pamer diri. Makin banyak orang mem-follow, memberi tanda like dan mengomentari, seseorang yang tadinya bukan siapa-siapa mendadak jadi selebriti dan terkenal. Siapapun bebas mengomentari, mulai dari pujian, komentar memenuhi postingan dan sindiran tak dipedulikan, demi tuntutan postingan kabar beranda.
Berawal murahnya privacy disosial media, foto pribadi yang harusnya bukan konsumsi publik disalahgunakan untuk kejahatan online. Mulai dari akun palsu yang menggunakan wajah orang lain, hingga nomor rekening dan screen shot pembayaran palsu memakan banyak korban. Meski kejahatan online semakin menggurita, pengguna sosial media makin vulgar dalam berbagi foto dan bicara. Mereka dengan mudahnya mengungkapkan masalah pribadi, entah karena ingin di komentari atau dikasihani, atau dapat dukungan. Padahal yang benar-benar peduli bisa dihitung dengan jari, lainnya bisa jadi hanya ingin tahu kabar berita atau malah mencaci.
Beginilah jadinya ketika ruang privacy makin mahal di sosial media, hampir segala sesuatu yang sedang dialami dapat dipamerkan disana, menjadi sarana aktualisasi diri tanpa batas, apa yang di share menjadi bukti bahwa kita ada. Setiap manusia ingin berinteraksi, kadang tak mampu menghindari untuk mengungkapkan dirinya kepada orang lain. Silahkan anda eksis diri, membuka privacy sebebas-bebasnya, karena memang itu hak siapa saja. Namun jangan dilupa apabila postingan kita menggiring orang berfitnah, tidak bisa menjaga pandangan dan lisan, Allah yang akan menutup privacy kita dengan caranya sendiri dengan membawa dosa jariyah yang anda buat selama didunia
Posting Komentar untuk "Mengkhawatirkan,Media Sosial Jadi Sarana Aktualisasi Diri Tanpa Batas"