Jangan Mudah Beri Komentar Di Sosial Media
Sosial media memang berdampak luar biasa. Begitu mudahnya seseorang berkomentar hanya karena tergoda oleh gambar, video dan tulisan. Tanpa menimbang, memfilter apa yang harus ditulis di sampaikan, apa manfaat dan akibatnya. Yang anehnya lagi beberapa media official juga memancing judul postingan, tak peduli apakah judul dan isi postingan sama dan memberikan pendidikan yang baik buat pembacanya.
Pandangan Tak Terjaga
Mata bila tidak bisa dijaga akan mudah memancing lidah untuk bersuara. Apalagi bila melihat gambar aneh, sensual dan lain lain di sosial media, ragam komentar membanjiri postingan tersebut. Ada yang sibuk berargument, berdebat panjang, berprasangka dsb, padahal kadang apa yang tampak dipostingan belum tentu yang sebenarnya. Meskipun itu benar terjadi, pantaskah kita menghakiminya
Ingin Terlihat Eksis
Selayaknya marilah kita berhati-hati sebelum membagikan apapun di sosial media. Pertimbangkan baik-baik apakah yang akan kita bagikan justru berdampak baik buat kita dan orang lain atau justru membuat orang jadi berfitnah, bermusuhan, banyaklah mudhoratnya.
Bila hanya sekedar ingin viral, terkenal, menambah follower, ingin dilihat di komentari, di kirimi like, apa iya harus melakukan hal-hal tolol, melanggar etika. Atau media sosial jadi lahan paling ampuh untuk membuka ruang privacy, hingga kadang orang lain hanya dianggap sebagai alat untuk mencapai sebuah tujuan. Atau jangan-jangan warganet nya memang haus akan konten vulgar, unik, aneh tapi membabibuta
Pandangan dijaga hati dan lidah pun terjaga
Sebaiknya beranda akun media sosial harus dibenahi, akun apa saja yang patut di follow agar pandangan ikut terjaga. Insya Allah hati dan lidah terjaga bila memberikan filter pada pertemanan di sosial media atau mengikuti akun tertentu.
Jangan mudah mengomentari apapun di sosial media, pertimbangkan lagi kapasitas diri dan ilmu yang kita punya. Termasuk itu konten spritual agama, bila merasa tidak sepaham tidak sealiran, jangan mudah-mudah menghujat seakan diri sendiri ( mazhab ) yang paling benar, yang lain rusak lalu menutup hati, memusuhi sesama saudara.
Dari AbuHurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasullullah ﷺ bersabda: "Jika ada seseorang berkata, ‘Orang banyak (sekarang ini) sudah rusak’, maka orang yang berkata itu sendiri yang paling rusak di antara mereka." (HR. Muslim)
Imam Nawawi ketika menulis Hadits ini dalam kitab Riyadhus-Shalihin, beliau memberikan penjelasan seperti berikut: "Larangan semacam di atas itu (larangan mengatakan orang banyak telah rusak) adalah untuk orang yang mengatakan sedemikian rupa dengan tujuan rasa bangga pada diri sendiri, sebab dirinya tidak rusak, dengan tujuan merendahkan orang lain dan merasa dirinya lebih mulia daripada mereka. Maka yang demikian ini adalah haram.
Jangan Jadi Orang Bangkrut
Janganlah kita merasa bangga dan 'ujub dengan diri sendiri, hendaklah kita melihat aib kita sendiri dan jangan seenaknya menuding orang lain. Walaupun kerusakan moral manusia sekarang perlu dibicarakan untuk tujuan perbaikan, namun penyingkapannya itu perlu dalam bentuk yang sehat dan dengan perasaan yang penuh kasih sayang bukan dengan perasaan bangga diri dan memandang rendah kepada orang lain. Baik itu bagus namun janganlah merasa paling baik dan benar
Jangan buang sia-sia amal ibadah dengan mengghibah, berprasangka, memarahi, memaki orang lain. Susah payah siang malam kita mengumpulkan amal untuk akherat, sekejab hilang hanya karena lidah tidak bisa dijaga. Bukankah kita tidak rela jadi orang bangkrut ( mukhlis ), miskin diakherat. Mari kita belajar menjaga pandangan, menjaga lidah, tidak ada yang sulit untuk diubah, jangan malu untuk berubah. Kita semua ingin bahagia ingin selamat dunia akherat, bukan ? Semoga kita semua tak lelah untuk terus belajar menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. ( nasehat terutama untuk diri sendiri )
Posting Komentar untuk "Jangan Mudah Beri Komentar Di Sosial Media"