Sedekah Terbaik Dilihat Dari Berbagai Sisi
Sedekah menjadi salah satu ibadah utama untuk meningkatkan derajat taqwa. Mengharapkan yang terbaik selayaknya harus memberikan amalan terbaik, dan sedekah yang diberikan haruslah yang terbaik. Karena pahala ibadah ini akan terus mengalir meski sudah tiada.
Dalam Surat Al-Baqarah Ayat 267, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya."
Lalu bagaimanakah kriteria sedekah terbaik itu, apakah yang paling ikhlas, atau yang paling banyak. Namun, belum ada dalil yang jelas menunjukkan bagaimana sedekah terbaik itu, meski demikian mari kita telisik lagi kriteria sedekah terbaik dari berbagai sisi
Sedekah terbaik dilihat dari cara pemberian
Sedekah secara sembunyi lebih diutamakan agar terhindar dari sifat riya, takabur, ujub.
Rasulullah pernah bersabda: Dari Tujuh golongan Yang mendapat Naungan Dari Allah di hari kiamat Adalah, “Seorang lelaki bersedekah, dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di diberikan tangan kanannya” (HR. Bukhari Dan Muslim)
" Barangsiapa menyebut-nyebut sedekahnya, berarti menginginkan kemasyhuran. Dan barang siapa yang membeli di tengah-tengah orang banyak, dia adalah ahli riya," kata Imam Ghazali
"Jika dalam bersedekah yang dicari kemasyhuran dan untuk diperlihatkan kepada orang lain maka kebaikan yang menjadi rusak dan dosa pasti diperoleh," katanya.
Sedekah terbaik dilihat dari kedekatan penerimanya
Sedekah lebih didahulukan untuk kerabat terdekat. Rosulullah bersabda:
"Sedekah kepada orang miskin (bukan kerabat) adalah sedekah saja, Sedangkan sedekah bagi kerabat bernilai dua, yaitu (pahala) sedekah, dan (pahala) jalinan silaturahim". (SDM. Tirmidzi)
Terlebih jika kerabat ini menyimpan kebencian bagi kita, Rosulullah pernah bersabda: "Sebaik baik sedekah dan sedekah bagi kerabat yang menyimpan permusuhan" (HR. Thabrani)
Sedekah terbaik dilihat dari kondisi
Sedekah diwaktu sulit. Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al Khots’ami, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya sedekah mana yang paling afdhol. Jawab beliau,
جَهْدُ الْمُقِلِّ
“Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An Nasai no. 2526. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Sebagian ulama memaknai hadist tersebut adalah sebaik-baik sedekah dilihat dari keadaan setiap orang, kuatnya ia bertawakkal dan lemahnya keyakinan. Adapula yang memaksudkah bahwa yang dimaksud adalah sedekah dari orang yang hatinya senantiasa merasa cukup. Dimaknakan demikian supaya tidak bertentangan dengan hadits sebelumnya.
Abu Hurairah ra pernah bertanya kepada Rosulullah "Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya?" Dia menjawab, "Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat pelit, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah meminta ganti-nunda sedekah itu sampai disetujui nyawamu telah sampai di penjara, kamu baru berkata, "Untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan." (Muttafaqun 'alaih)
Sedekah Terbaik dilihat dari sisi transisi pahala yang akan mengalir
Sedekah jariyah adalah bentuk sedekah yang bisa dirasakan manfaatnya secara kontinyu atau untuk tujuan jangka panjang
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثَةٍ : إِلا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim, no. 1631).
Di antara ketiga hal tersebut, merupakan amalan termudah untuk mendapatkan aliran pahala yang tak putus-putus. Sedangkan orang yang mengamalkannya akan mendapat pahala sepanjang sedekahnya masih bermanfaat bagi orang lain. Lalu sedekah berupa wakaf termasuk sedekah jariyah yang tak putus
Sedekah terbaik dilihat dari kebutuhan penerima
Sedekah kepada orang yang sedang dalam keadaan sempit, atau kekurangan adalah sedekah yang sangat baik, bahkan orang yang melakukan hal seperti ini termasuk yang memiliki keislaman yang baik,
Seperti diriwayatkan dalam Hadis Ahmad dan Muslim, Rasulullah bersabda, "Jika salah seorang di antaramu miskin, hendaknya dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya. Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk kerabatnya," atau sabdanya, "Untuk yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian apabila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu."
Dirangkum dari berbagai sumber
Dirangkum dari berbagai sumber
Posting Komentar untuk "Sedekah Terbaik Dilihat Dari Berbagai Sisi"