*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ketika Dunia Pendidikan Di Kembalikan Pada Tempatnya, Menjadi Dilemakah atau

Ketika dunia pendidikan dikembalikan pada tempatnya, menjadi dilemakah atau berkah?
Terkait sejak Qif19  membuat cemas masyarakat, masa anak sekolah di haruskan belajar di rumah makin di perpanjang, entah sampai kapan. Banyak orang tua tidak siap menghadapi tugas -tugas yang diberikan guru sekolah, dan ini menjadi dilema baru tatkala ruang pendidikan sekolah harus dipindahkan ke rumah

Bagi saya pribadi selaku orang tua merasa nyaman saja dengan mengikuti pembelajaran jarak jauh, karena saya bisa memantau perkembangan mereka. Apalagi selama ini jam pelajaran sekolah yang mengharuskan fullday. Membantu anak mengerjakan tugas sekolah seakan saya diajak kembali menjadi murid, mempelajari materi ilmu yang sudah terlupakan.

Tapi bagaimana dengan para orang tua yang biasa sibuk kerja, terutama bagi  mereka biasa berjualan di pasar, kerja di kebun, dll. Dilema lain muncul, problema yang banyak dikeluhkan orang tua, mulai dari banyak aplikasi yang harus diinstal, HP jadul, Quota, dan banyaknya tugas dari sekolah. Ternyata orang tua tidak siap dihadapkan pada kondisi " pendidikan anak harus kembali kerumah "

Lalu bagaimana dengan pengalaman anak-anak yang mengkondisikan mereka tidak lagi bersosialisasi dengan teman seperjuangan, kerinduan mereka terhadap guru dan ruang kelas, kini telah tergantikan oleh orang tua sendiri yang tak mampu menguasai bidang ilmu layaknya menjadi seorang tenaga pendidik di sekolah formal. Bagaimana pula dengan para guru sekolah, apakah mereka dibekali untuk upgrade diri, atau mereka hanya di tuntut menuntaskan materi pelajaran dalam waktu singkat, lalu anak dididik dijejali dengan tugas, dan kadang tugas  tersebut belum sempat diajarkan pada murid, tidak peduli anak didik paham atau tidak. Ternyata semua tak ada yang siap

Mungkin inilah moment berharga yang dipilihkan Allah, IA hadirkan rencana tak terduga, dimana sebelumnya mendidik keluarga tidak lagi menjadi porsi utama, terkalahkan oleh urusan dunia. Seyogyanya pendidikan anak harus dikembalikan dirumah, kepada orang tuanya, terutama seorang ibu harus kembali pada fitrahnya, mendidik anak ( keluarga ) lebih utama daripada mengejar karir, seorang bapak harus menjadi imam yang baik untuk anak dan istrrinya, bukan sekedar menjadi pemimpin sukses dikantoran dan bisnisman.

Siapapun yang terkondisikan dengan wabah saat ini, entah dia pejabat, artis, masyarakat biasa harus menikmati masa karantina dirumah saja. Mari kita rasakan bagaimana membangun kembali  pendidikan, kepedulian bersama keluarga yang cukup lama terabaikan. Selama ini pendidikan anak seakan menjadi tanggung jawab sekolah, dan fungsi keluarga dikembalikan pada asalnya, madrasah anak harus kembali dibangun dari keluarga

Begitupun dengan dunia pendidikan, saatnya evaluasi diri, sekolah bukan barang dagangan dengan menjual kurikulum setiap tahunnya. Buat apa anda mengganti cover buku tapi isinya tetap sama. Pedulilah pada kemampuan para orang tua yang tak bisa membeli buku demi memenuhi bisnis anda. Para tenaga pengajar berlakulah profesional dalam menjalankan tugas, karena anda digaji, upgrade diri agar anak didik diberikan pendidikan yang berarti. Jangan jadikan kritikan para orang tua di lampiaskan pada anaknya. Dan renungkanlah bagaimana rasanya ketika anda dirumah saja, tanpa anak didik, tanpa siswa. Inilah moment tak terlupa ketika semua dikembalikan pada tempatnya.

Posting Komentar untuk "Ketika Dunia Pendidikan Di Kembalikan Pada Tempatnya, Menjadi Dilemakah atau"