Haul Guru Sekumpul 15, Begini Warga Banjar Teladani Ketokohan Abah Sekumpul

Haul Guru Sekumpul 15, Begini Warga Banjar Teladani Ketokohan Abah Sekumpul

Ini tentang perjalanan saya yang mencoba membuktikan bagaimana antusias masyarakat banjar dalam mencintai Abah Guru Sekumpul

Memasuki tahun ke 3 bermukim di Banjarbaru, saya belum pernah melihat dan mendengar adanya Haulan ulama sebesar ini. Pada haul Sekumpul sebelumnya, saya hanya mendengar cerita dari warga disini dan mencoba mencari tahu siapa Abah Guru Sekumpul yang begitu dicintai warga Banjar

Untuk pertama kali saya mencoba menyaksikan langsung bagaimana warga banjar dalam menyikapi peringatan meninggalnya ulama besar Abah Guru Sekumpul. Saya mencoba mengulik langsung dari kota Banjarbaru ke Martapura. Berharap bisa singgah di salah satu mesjid terbesar di Martapura, namun untuk mencari tempat parkir, macetnya luar biasa. Akhirnya terpaksa mengambil jalur pulang dengan mencari jalan alternatif dengan mengandalkan GPS.

Masya Allah, ketika melintas di rute jalan yang belum pernah saya lalui membuat saya tersentuh, terharu, merinding melihat masyarakat disini memberikan banyak fasilitas gratis khusus untuk jamaah haul Sekumpul. Sepanjang perjalanan, saya hanya sibuk menghitung posko makan minum gratis, penginapan gratis, bahkan ada juga isi angin ban kendaraan gratis, dan tak kalah kagetnya ada pula yang memberikan isi bensin 1lt gratis. Rasanya wajar saja, cukup modal bensin, jamaah yang berasal dari luar kota tak perlu khawatir kelaparan

Logistik yang diberikan warga bersifat sukarela, mulai dari anak-anak kecil, masyarakat biasa hingga orang kaya tidak sungkan melambaikan tangan pada tiap pengendara yang lewat dihadapan mereka agar makanan yang mereka sumbangkan habis tanpa sisa. Luar biasa, hanya tangan Allah yang menggerakan hati mereka, berharap pahala dari Nya, hingga kecintaan terhadap ketokohan Abah Sekumpul telah diteladani warga Banjar, Kalimantan Selatan khususnya. Semoga ketokohan Guru Sekumpul menjadi pelajaran buat kita semua, khususnya para ustadz Indonesia, kecintaan masyarakat banjar terhadap ulama, memupuk rasa hormat kita terhadap para ulama yang hingga kini makin banyak dihujat. 

Berbagi :