*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jadilah Manusia Paling Cerdas Menurut Rasulullah

Kita selalu siap untuk hidup tapi kita lalai siap untuk mati. Kematian telah menjadi kepastian bagi semua mahluk yang bernyawa. Suka atau tidak, bila waktunya tiba kematian tidak bisa dihindari, intinya berakhir sudah perjalanan hidup di dunia.

Mendengar orang mati saja kita dihinghapi ketakutan. Dan bukan hal aneh bila orang-orang yang takut mati sangat peduli dengan kesehatannya dan sakit sedikit saja tidak bisa melepaskan diri dari obat-obatan. Namun sayangnya sehebat dan sekuat apapun manusia tidak akan mampu mengontrol kapan ia akan menginggalkan dunia fana ini

Jadilah Manusia Paling Cerdas Menurut Rasulullah
Orang yang banyak Mengingat kematian oleh Nabi Muhammad saw dikatakan sebagai orang yang paling cerdas,

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak Mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah).

Kuburan Bisa Jadi Taman Surga atau Neraka
Ternyata ketakutan dari kematian bukan hanya dihinggapi oleh manusia biasa, bahkan orang yang beragama dan ahli ibadah merasa takut terhadap hukuman yang menanti setelah mati. Sebab telah disebutkan dalam suatu riwayat " Sesungguhnya kuburan itu bisa menjadi taman dari taman surga atau galian dari galian neraka,” (HR Tirmidzi no. 2460). Intinya manusia takut akan hukuman berdasarkan perbuatan mereka didunia

Setiap orang berusaha menghindari semua jalan yang mendekatkan ke pintu kematian. Setiap orang berharap berakhir dengan baik, husnul khotimah, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh. Dan banyak yang berasumsi bahwa tanda-tanda yang baik dan buruk itu sangat terkait dengan perilaku seseorang ketika hidup didunia. Hingga kadang bila terjadi fenomena yang aneh pada proses sebelum kematian dan dimakamkan, sering dikaitkan dengan track record orang tersebut.

Banyak Mengingat Mati
Dulu para ulama masyhur lebih banyak menyibukan waktunya mengingat mati, seakan kemegahan dunia tak mampu menggoda hati mereka untuk lari dari Allah. Sebelum melakukan aktifitas apapun, mereka sangat berhati-hati, sebab mereka sadar betul bahwa setiap perbuatan, setiap anggota tubuh akan diminta pertanggungjawaban.

Mereka yang banyak mengingat kematian, dan mereka yang banyak mempersiapkan bekal untuknya, itulah manusia yang paling cerdik, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan keutamaan akhirat”. (HR. ath Thabrany

Lalu bagaimana dengan kita, manusia saat ini? Makin canggih tehnologi, makin membuat manusia berlomba-lomba mengejar dunia. Mulai dari perebutan kekuatan, kekuasaan, harta benda hingga berlomba menjadi orang terkenal. Segala status ingin disandang tak peduli menelanjangi kehormatan diri. Mereka lupa bahwa kematian tetap mengintai di setiap waktu

Belajarlah kita dari pendahulu-pendahulu kita, baik dari keluarga sendiri juga dari ulama, atau dari teman seusia yang telah mendahului kita. Banyak mengingat kematian akan membuat hidup makin terarah, lebih berhati-hati sebelum melangkah. Mengingat mati bukan berarti tak peduli dengan urusan dunia lalu menerima nasib begitu saja. Mengingat kematian menjadikan jiwa kita tawadhu’, tidak sombong dan tidak berlaku dzalim

Berapa lama sih jatah hidup didunia, berapa banyak kapasitas isi perut untuk dipaksakan mengonsumsi segala makanan. Bila tiba waktunya, semua tertinggal, bahkan keluarga sendiri juga enggan menemani di atas kuburan. Bila sudah sadar betul bahwa kematian itu pasti, mengapa kita tidak banyak mempersiapkan bekal. Maunya meninggal dalam keadaan husnul khotimah, tapi tingkah laku didunia menyalahi aturan Allah

Sudahlah, sebelum tiba waktunya mari kita benahi diri, jangan selalu mengikuti lingkungan yang tidak sehat. Biarkan mereka berjalan dijalur mereka sendiri, dan fokuslah pada tujuan sendiri. Hidup ini cuma sesaat, dan jangan terlalu mengkhawatirkan segala sesuatu yang sudah terjadi dan yang belum pasti ada.

Kita butuh orang-orang yang mampu membimbing kita menuju jalan Allah, juga menggerakkan dan menjauhkan kita sedikit demi sedikit agar selamat dari daya tarik neraka . Benahi rencana tujuan semula, baik-baik kita bersiap diri akan memasuki pintu yang mana, surgakah atau neraka. Bila tiba waktunya, sudah siapkah aku, kamu, kita semua ? Semoga kita termasuk menjadi manusia paling cerdas menurut Rasulullah

Posting Komentar untuk "Jadilah Manusia Paling Cerdas Menurut Rasulullah"