*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Sebuah Perjalanan

Sesungguhnya pertolongan Allah sangat banyak, namun tidak semua orang menyadarinya. Begitu banyak jalan untuk sukses dan bahagia,  dan tak terhitung lagi yang menawarkan jalan keselamatan, tapi hanya sedikit yang memberi peluang bagaimana jalan untuk kembali dalam ridho Allah. Jalan Kebenaran.

Saat jalan kembali menjadi pilihan, istiqomah pun menjadi tantangan karena di buru oleh berbagai godaan. Musuh menjadi teman, yang baik di jadikan lawan. Yang jujur di anggap berdusta, pembohong pun dipercaya. Begitulah manusia,  sering menilai orang dari yang tampak saja.

Sebagian manusia diseret oleh hawa nafsu dan kebodohannya. Bukan karena niat mereka yang buruk, namun karena persepsi mereka tentang kebenaran dan pengabdian telah mengalami distorsi pemikiran. Ada yang dengan berdalih, bukan berniat buruk tapi semata-mata karena tuntutan keadaan alias terpaksa

Tanpa di sadarinya,  syaitan telah menggiring manusia agar memandang baik diri mereka sendiri dan menempatkan orang lain sebagai penonton belaka. Dan jika ada yang mengingatkan, bukan lagi di perbaiki tapi di musuhi, di jauhi dan alergi

Seperti nasehat Ustad Ari Wahyudi dalam tulisanya : Banyak orang yang mudah menerima kebenaran ketika kebenaran itu tidak mengusik urusan pribadinya. Namun, tidak sedikit pula orang yang menolak kebenaran hanya gara-gara kebenaran itu telah mengusik urusan pribadinya.

Tak terhitung lagi berapa banyak hidayah yang Allah titipkan di muka bumi ini. Tapi lagi-lagi manusia sering menolaknya.  Hidayah adalah petunjuk jalan kebenaran dan hanya milik Allah, bukan gratis tidak juga bisa di beli.  Bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, dan menyadarkanya, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya,

Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, “Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya”

Hidup telah menjadi pergulatan batin dengan beragam pilihan yang mungkin menawan. Kita bebas memilih tapi kita tidak mampu lari dari pertanggung jawaban atas setiap pilihan. Semua mahluk Allah muaranya akan kembali kepada Allah, ada yang lebih cepat, ada yang telat dan ada yang tidak sempat

Banyak cara Allah untuk membuat hambaNya kembali ke jalanNya, jalan yang IA ridhoi.  Semoga kita termasuk hamba - hanba Allah yang terpilh, di anugrahi rahnat dan kasih sayangNya dan senantiasa  dalam kebaikan dan kebarokahan Allah Subhanahu wa Ta'ala

Terima kasih Rabbana atas semua perjalanan.

Posting Komentar untuk "Dari Sebuah Perjalanan"