Karena Kesibukan
Seorang sahabat pernah mengeluh atas aktifitas hari-hari beberapa tahun belakangan yang membuatnya tak memiliki banyak ruang dan waktu untuk hal-hal yang dulu dianggapnya ringan, dan kini menjadi buah rindu- jauh dari jangkauan. Dia yang dari kecil
memang terbiasa kerja keras dipenuhi aktifitas dan jarang di rumah, harus di kondisikan untuk memilih ruang gerak terbatas. Tidak seperti temannya yang lain memiliki banyak waktu bersantai, bercengkrama akrab dengan lingkungan sekitarnya. Kesibukannya sempat terhenti beberapa tahun sejak menikah, memilih mengurus keluarga, meninggalkan dunia kesibukan yang sempat membuatnya memutuskan untuk tidak menikah atau menjadi wanita karir mandiri.
Dan menjelang anak-anaknya tumbuh besar, ia merasa kembali sendirian. Rasa bosan mulai menghinggapi dikarenakan ia tak lagi memiliki banyak teman untuk berbagi, semua ( suami, anak, saudara, teman ) seakan mabuk dengan kesibukan, sibuk dengan urusannya masing-masing, sedangakan dia tidak ada rutinitas lain selain mengurus anak-anak dan rumah tangga, begitulah setiap harinya. Kembali terpikir olehnya mencari rutinitas lain untuk menghilangkan stress, juga beberapa alasan tertentu yang membuatnya harus memilih untuk sibuk kembali berkarya. Tidak mudah memang membangun semuanya dari awal, karena ia harus bijak membagi waktu antara rumah tangga dan bisnis yang di jalaninya, di tambah lagi dengan ke-cerewetan suaminya atas hari-harinya yang mulai mabuk dengan kesibukan.
Kadangkala, kita tak mampu memilih dan menentukan hal apa saja yang harus di prioritaskan tatkala karya yang kita bangun dari nol mulai menuai sukses. Ada saja kendala yang di temui, satu sisi butuh penanganan khusus, disisi lain meminta perhatian lebih. Keadaan membuat bingung, bukan karena kita tak peduli, tetapi disebabkan kita tidak ingin kehilangan waktu atas pekerjaan yang kita jalani. Bila saja tangan dan kaki mampu berkata, mungkin mereka akan seperti kita, berteriak lelah dan tak sesederhana kata-kata membagi semua ruang dan waktu dengan sempurna.
Tak dipungkiri, Kesibukan seringkali membuat kita bisa melepaskan kepenatan, sebagai pelampiasan diri dari masalah. Kesibukan akan mendorong otak kita kembali bekerja, dan bisa berbagi dengan sesama atas hasil karya-karya terindah yang kita ciptakan. Namun ada yang sering kita lupakan, bahwa kesibukan membuat kita menggadaikan kebersamaan dan perhatian. Kita harus kehilangan momen-momen indah ketika kita tidak dibuat sibuk. Entah berapa waktu yang terbuang, kesibukan telah menenggelamkan rasa peduli dan kasih sayang. Bukan tidak mungkin, mereka-mereka yang dulu tidak menggubris permintaanmu untuk di perhatikan, di pedulikan saat mereka sibuk, kini malah berbalik arah, memintamu kembali seperti dulu yang penuh perhatian.
Waktu memang tidak bisa mengembalikan yang hilang, waktu tak mampu meraih kembali atas semua yang terlewatkan. Biarkanlah waktu tak bisa di genggam, biarkan waktu membuatmu tersadarkan. Memperbaiki apa saja yang masih bisa di selamatkan, memegang kembali atas kendalimu yang sempat tergoyahkan. Yah semua karena kesibukan, kesibukan untuk meraih ini itu, karena kondisi ini dan itu. Sebuah rasa ada yang harus di korbankan, nafsu yang membuat kita kehilangan kebersamaan bersama orang-orang yang selama ini mendoakan kita, yang jarang ada dalam benak kita. Semoga Allah memperbaiki segalanya. Semoga
Posting Komentar untuk "Karena Kesibukan"