Jauhi Prasangka Buruk
Menjalin komunikasi dan berhubungan dengan orang lain menjadi keharusan bagi setiap orang. Akan tetapi membangun dan menjaga hubungan yang harmonis tak mudah untuk dilakukan, selalu ada konflik yang menyertai dan inilah warna kehidupan. Butuh niat yang tulus, berlapang dada, lalu berusaha membersihkan hati dari sifat hasad, iri, dengki yang seringkali kedatangannya tanpa permisi. Prasangka buruk terhadap sesama, apalagi jika itu terjadi pada hubungan dekat seperti keluarga dan sahabat,tentu saja menjadi batu sandungan besar dalam membangun hubungan yang hamonis.
Pada dasarnya manusia mudah tersihir serta sangat menyukai ucapan dan kata-kata manis yang dibumbui dengan kebohongan dan kepalsuan. Manusia ingin selalu dipuji, dijunjung tinggi, dan basal menyerang ketika menerima kritikan meski itu demi kebaikan. Tak mudah memang belajar menjadi manusia bijak, fleksibel dalam kondisi apapun jua. Dan akan menjadi lebih berat lagi, apabila hati selalu dihinggapi prasangka buruk, hingga tidak bisa lagi membedakan mana yang tulus ikhlas, dan yang mana penuh kepalsuan.
Dimulai dari prasangka buruk, lalu berkembang menjadi tuduhan dusta, dilanjutkan dengan upaya mencari-cari kesalahan orang lain, berakhir dengan ghibah, ditutup dengan hujatan, cercaan dan makian. Berapa banyak dosa yang diciptakan oleh prasangka buruk. Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan berprasangka buruk terhadap orang lain dan menggolongkannya sebagai perbuatan dosa. Allah berfirman, artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan prasangka, (karena) sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.”(QS. al-Hujurat:12)
Kita semua memiliki aib dan tidak lepas dari dosa.Tidak ada yang tahu kedalaman hati manusia, bukankah sejauh ini tak satupun manusia mampu berlayar di hati sesamanya, rahasia hati seseorang hanya kuasa Allah semata, dan kita sebagai manusia tak berhak melakukan opini yang tidak jelas unsur bukti kebenarannya. Jangan karena kepintaran dan kekayaan, kita bisa menguasai hati manusia, bukan pula karena kehebatan dan kejayaan, kita akan mampu membaca hati manusia.Kita bukan siapa-siapa, tidak punya daya melebihi kekuasaan DzatNYA dalam menyelami hati manusia dan hal ghaib lainnya
Dan biasanya setiap orang yang berprasangka buruk kepada orang lain, menunjukkan aib orang lain, hal itu disebabkan buruknya batin dan watak, dan ini menjadi ciri orang munafik. Seseorang yang beriman mencari alasan-alasan positif kenapa orang lain itu melakukan perbuatan tersebut dan karena selamatnya hati mereka yang selalu rutin membersihkan hati melalui amal dan kebaikan. Perlu kita sadari akibat yang dihasilkan dari prasangka buruk akan menimbulkan permusuhan, perpecahan, rasa saling tidak percaya. Dan akan menjadi bahaya terbesar apabila prasangka buruk telah memasuki rasa ketidak percayaan akan keadilan dan kekuasaan Allah SWT.. Semoga saja kita terhindar dari barisan ini.
Prasangka buruk dia dihadirkan ketika masalah datang menghampiri atau ketika masalah itu tak kunjung usai. Dan tidak ada hal positif yang ditimbulkan dari prasangka buruk. Orang-orang yang mengikhlaskan dirinya menjadi korban prasangka buruk senantiasa akan terjerembab ke dalam perbuatan dosa yang tak terbatas. Sebab satu perbuatan dosa akan mengundang dan memaksa pelakunya untuk melakukan perbuatan dosa yang lain, hukuman akhiratnya pun akan semakin berat. Dan obat penawar prasangka buruk adalah istiqomah dalam melakukan zikir dan ibadah amal baik lainnya. Ketika prasangka buruk datang, segeralah untuk memperbanyak Istiqhfar supaya syetan tidak berat meninggalkan hatimu.
semoga bermanfaat dan ridho Allah menyertai
Posting Komentar untuk "Jauhi Prasangka Buruk"