*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengendalikan Amarah Dengan Bijak

Siapapun bisa marah sebab melampiaskan kemarahan itu mudah, hanya saja sangat jarang orang melampiaskan kemarahan dengan bijak. Oleh sebab itu Marah pada orang yang tepat, marah pada waktu yang tepat, dan kemarahan yang sesuai dengan kadarnya, seperlunya saja tanpa harus membuat orang yang dimarahi merasa tidak nyaman dan sakit hati, menjadi sesuatu yang sulit dikerjakan. Sebab kemarahan merupakan bentuk emosional yang datang tiba-tiba. Dan kemarahan atau amarah seringkali menjadi tidak terkendali dan membabi-buta ketika suasana hati sedang tidak nyaman.


Jika hati sedang gembira, ketika ada orang lain sedang membanting pintu dengan keras, tentu saja kejadian tersebut dianggap biasa, bahkan cenderung bersikap tidak peduli. Akan tetapi ketika hati sedang gundah gulana, stress, kejadian tadi akan membangkitkan kemarahan, lidah malah bekerja lebih cepat dari pikiran dan nurani, sehingga membuat orang sulit mengendalikan diri. Meredam kemarahan memang sulit, namun memendam kemarahan justru menyulitkan diri sendiri, sebab manusia itu sendiri perlu meluapkan perasaannya, daripada memendam perasaan yang bisa menjadi boom waktu, dan ini merugikan diri sendiri. Yang menariknya lagi ada kemarahan yang direncanakan, ingin marah tapi orang yang akan dimarahi belum muncul atau berada jauh dari orang yang ingin marah. Bisa jadi kemarahan yang direncanakan berubah menjadi lebih lunak dan lembut, tapi bisa jadi malah sebaliknya.

Semua bentuk kemarahan memang ada pemicunya, hanya orang tidak waras yang marah tanpa sebab Namun, apapun bentuk kemarahan selalu menimbulkan rasa malu dan penyesalan ketika mengingatnya kembali. Toh tidak ada sesuatu yang memalukan jika kata-kata sudah diucapkan, dan itu menjadi ingatan orang sepanjang masa. Marah boleh-boleh saja, tetapi jangan biarkan anggota tubuh lain ikut berbicara, seperti marah orang tua terhadap anaknya, marah karena dikecewakan, marah karena dihina. Semua kejadian tersebut bisa diselesaikan dengan bijak tanpa harus menggunakan kekerasan.

Lalu bagaimana cara mengendalikan amarah

1. Berwudhu'
Dalam Islam, Rasulullah menganjurkan orang yang sedang marah untuk duduk ketika sedang berdiri supaya aliran darah menuju jantung menjadi lemah dan ini diupayakan untuk menghindari kerja aliran darah ke jantung semakin cepat.. Dan jika tidak mampu mengendalikanya, segeralah berwudhu

2. Ingat Kebaikan Orang Lain
Mengingat kebaikan orang sebelum melampiaskan kemarahan, untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan. Sebab kemarahan bisa memicu seseorang mengeluarkan kata-kata pedas yang bisa menimbulkan dendam dan sakit hati. Ingatlah selalu bahwa orang lain bisa juga marah bahkan bisa berbuat sadis dan berani jika kemarahan kita membuat orang merasa terhina dan dilecehkan. Dengan mengingat kebaikan orang paling tidak membuat kita belajar bagaimana cara marah dengan bijak.

3. Sabar dan Berusaha Menghindari Orang Yang Membuat Marah
Ada baiknya butuh waktu sejenak sebelum marah. Menarik nafas dalam-dalam, atau pergi menghindar dengan tujuan menenangkan diri. Ketika emosi mulai stabil, ungkapkan apa yang membuatmu marah. Dengan cara begini, sama halnya melatih kesabaran.

Marah terkadang tidak akan membuat seseorang akan berubah, seringkali diam menjadi satu jalan terbaik supaya orang yang telah membuat emosi memuncak menjadi serba salah dan mencari tahu atas keterdiaman tersebut. Kemarahan mungkin bisa menyelesaikan masalah, tapi bisa jadi menambah masalah baru. Marahlah jika memang ingin marah, tapi seperlunya saja. Tidak akan ada perselisihan yang hebat jika tidak diawali dengan lidah yang tajam. Marahlah dengan terpuji, sebab orang yang mampu menendalikan kemarahan, menunjukan kualitas dan derajat seseorang dimata orang lain, lebih-lebih dimata Allah SWT. adalah salah satu bukti. "Barang siapa yang menahan kemarahannya sedangkan ia mampu untuk melakukannya maka Allah azza wa jalla akan menyeru dia di hadapan seluruh manusia pada hari kiamat untuk dipilihkan baginya bidadari yang dikehendakinya”(sabda Rasulullah) ***semoga bermanfaat***

Posting Komentar untuk "Cara Mengendalikan Amarah Dengan Bijak"