*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Save Sungai Komering


Sungai Komering, dulu pernah menjadi sarana vital bagi masyarakat OKU. Sungai yang panjangnya sekitar 360 km, dengan lebar berkisar 200-300 meter ini merupakan salah satu anak sungai Musi. Sungai Komering ini berhulu di Danau Ranau Kabupaten OKU Selatan dan berhilir di Sungai Musi.

Sungai Komering pernah menjadi sarana tranportasi utama menuju Palembang dan daerah lainnya. Saat itu kondisi jalan darat belum memungkinkan untuk jalur utama mengangkut barang dan transaksi perdagangan. Jadi bila warga berniat menjual hasil pertanian, maka kapal tongkang, dan perahu agak besar lainnya sebagai sarana angkutan barang

Selain sebagai alat transportasi utama, sungai komering menjadi rumah kedua bagi kami. Disana segala aktifitas berlangsung. Mulai dari mandi, mencari ikan, main layangan, lomba berenang dan lain sebagainya. Entah berapa kali dalam sehari kami harus bolak balik ke sungai,  mulai dari bangun subuh saja kami sudah nongkrong di sungai. Jadi bila orang tua mencari kami, sungai  jadi sasaran tempat pencarian.

Begitulah sungai komering selain ia tempat kami mandi dan juga WC terbesar di dunia.  karena pd saat itu satu-satunya kakus itu adalah sungai, dan masih bisa dihitung dengan jari warga yang punya WC sendiri di rumah kala itu. Pangkalan adalah sebutan lain sungai komering bagi kami, sedangkan tempat toilet di atas rakit bambu dinamai Pancaringan

Mengendalikan Perahu tanpa mesin itu bagi kami adalah hal yang biasa. Perahu kecil itu kami gunakan mencari ikan, terutama ikan Kamudik ( ikan kamudik bahasa komering ) dibuat kemplang, pempek. Menunggu sungai komering surut menjadi aktifitas yang menyenangkan. Kami bisa bermain di pasir lama-lama, lomba berenang, membuat sumur, mencari ikan dengan menggunakan lilitan daun pisang dinamakan Ambarobai bahasa komeringnya. Ikan yang didapat berupa ikan seluang, maylom, batuhulu, bawong kecil dsb

Waktu berlalu, Masa indah itu tak ku temukan lagi di jaman anak generasi kini. Bahkan untuk sekedar mendengar cerita tentang sungai komering saja, aku hanya menerima kabar dari potongan-potongan gambar tentang banjir dan kekeringan. Sungai komering telah mengalami kedangkalan, pencemaran yang luar biasa, mulai dari tumpukan sampah, penambangan pasir dll.

Sungai Komering sudah semakin kering, ditumbuhi rumput bahkan sebagian sudah menjadi tegalan dan dijadikan kebun oleh warga. Bila kemarau tiba, sungai komering hampir menyatu dengan pulau kebun di seberangnya. Pemandangan Pasir membentang sejauh mata memandang. Sedangkan dimusim hujan, justru kebanjiran makin parah, masuk rumah warga, menenggelamkan jalan utama, hingga berminggu lamanya. Padahal rumah-rumah di daerah komering itu lebih banyak rumah bertiang, sampai begitu parahnya kerusakan sungai komering saat ini

Laju pembangunan khususnya di bidang pertanian tanaman pangan, telah mengubah fungsi Komering, terutama pada tahun 1980-an. Keberadaan Bendungan Komering (Upper Komering) sebagai sarana utama irigasi teknis untuk mengaliri puluhan ribu hektar sawah-sawah di Sumsel dan Lampung  itu berdampak keringnya Sungai Komering. Agaknya begitulah pembangunan. Ada kemajuan tapi ada yang harus dikorbankan. Sungai Komering sedang tidak baik-baik saja. #savesungaikomering

Posting Komentar untuk "Save Sungai Komering"