Menua Bersama Dalam Suka Duka
Seberapa sering kita melihat pasangan lansia masih menikmati kebersamaan di usia senja. Kebersamaan yang membuat kita menaruh cemburu, iri karena mereka telah mampu melewati ganasnya ombak dalam perahu rumah tangga yang bernama pernikahan.
Mungkin selalu terbersit dalam benak kita, akankah menua bersama pasangan akan menjadi milik kita, mimpi kita. Menua bersama seperti yang di contohkan orang tua kita atau kakek nenek kita atau kehidupan orang lain
Menua bersama bukanlah sebuah keniscayaan di jaman digital. Menghabiskan waktu bersama dalam suka duka tidak hanya milik orang tua di jaman dulu, dimana godaan dan ujian tidak sehebat saat ini. Tumbuh bersama ketika usia perkawinan dalam badai, saat penuaan mulai menggerogoti panca indera, semua fase kehidupan di hadapi bersama, dan moment tersebut akan menjadi kenangan terindah yang bisa di beritakan juga di wariskan pada keturunan kita.
Pernikahan Kuat karena Hubungan kita dengan Allah kuat
Kunci hubungan yang kuat adalah memiliki hubungan yang kuat dengan Allah Maha Memberi kekuatan. Kedekatan kita dengan Allah membuat yang sulit menjadi mudah, yang tidak mungkin menjadi kenyataan. Allah menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan saat pegangan mulai rapuh, langkah mulai lunglai dan pikiran goyah. IA tidak akan kemana-mana karena hati kita sering bertaut denganNya, dalam zikir dan ikhtiar
Perbaiki Niat dan Kalahkan Ego
Menjadi bahagia adalah hak kita, namun jangan menjadi bahagia sendiri. Ingatkan diri tujuan menikah. Karenanya, fase sebelum menikah, niat untuk mencari jodoh perlu di perhatikan dengan sungguh-sungguh. Bila niatnya hanya mencari bahagia di dunia saja, ingin mendapat pasangan yang memiliki masa depan cerah, karir bagus, kaya dsb, Allah akan memberi sesuai niat.
Pasangan kita adalah cermin kita, nobody perfect. Butuh kesabaran yang tinggi unuk menerima kelemahan pasangan. Kalahkan ego dari ingin menang sendiri, ingin enak sendiri. Pada kondisi tertentu, seoroang istri di tuntut untuk mengalahkan ego karena karir demi keluarganya. Seorang suami pun juga wajib meluangkan waktu untuk peduli dengan keadaan istri. Saling tenggang rasa tetap di jaga. Tidak ada untungnya bila bertengkar dan marah-marah sebab hal itu akan memperburuk keharmonisan dan komunikasi
Habiskan waktu bersama
Waktu bersama sering menjadi moment yang terabaikan. Ingatkan diri di waktu kemesraan di awal pernikahan atau masa pendekatan, moment tersebut bisa di perbaiki kembali ketika usia pernikahan mulai goyah dan menapak di usia sekian tahun. Meski usia tidak lagi remaja, tapi pernikahan perlu di remajakan. Menikah bukan sekedar ingin di masa senang saja, bukan bermusuhan di waktu susah
Bersenang-senang bukan berarti membutuhkan pengeluaran ekstra, ada banyak hal yang bisa di lakukan tanpa mengeluarkan uang sepersenpun, dengan membuat kenangan abadi
Perbanyak Berdoa
Tidak ada yang menyatukan dua hati seperti doa. Doa sering menjadi senjata ampuh ketika ikhtiar di ujung batas. Allah memiliki kemampuan untuk mendengarkan doa kita agar hubungan pernikahan tetap kuat, agar Allah menjaga dari serangan setan terhadap pernikahan. Bukan tidak mungkin, banyak hal kecil yang bisa memisahkan pernikahan.
Kita semua memiliki visi yang berbeda tentang seperti apa hidup ini seiring dengan bertambahnya usia, dan seringkali selalu dengan seseorang yang menyertai secara khusus. Apakah kamu masih mencari, atau telah menemukan orang yang kamu rencanakan untuk tumbuh bersama, menua bersama. semoga
Posting Komentar untuk "Menua Bersama Dalam Suka Duka"