Hidup Ibarat Sebuah Kapal

Andai perbekalan hanya cukup untuk sekali dayung, bersiaplah diri terhempas oleh batu karang dan angin yang siap menerkam. Perjalanan kita mungkin masih jauhatau bisa jadi sudah terlalu jauh.Kita mungkin bukan nakhoda yang sempurna, sekali waktu tersasar kadang juga sejajar.
Sebuah impian sudah ditancapkan, memasang angan membangun istana indah dalam pergumulan menembus pekat dan menerjang kelam. Kepada Tuhan kita pasrahkan jiwa dan raga, bersama firmanNYA sebagai pemandu jalan kehidupan. Namun pabila angan semakin jauh, mencoba merobohkan tantangan dan ombak lautan,tanpa kita sadari, kita terlempar jauh dan teramat jauh. Angan terkadang membutakan hati dan pikiran, meski kita sudah siap merapat di suatu pelabuhan.Lalu, kapankah kita berlabuhpabila misteri hidup menjadi tantangan,sanggupkah kita memecahkannya?melebihi DIA yang Maha SempurnaSadarkah kita, akan kemanakah kitajika hanya kenal lautan dan lautanbukankah kita telah lama berlayarAdakah kita rindu disebuah pantaisejenak lepas penat dan bebanmenikmati nyanyian nadi berteman bunga setamanKita rindu ketegaran jiwaRindu keteguhan imanbak batu karang yang tak terhempasmeski ombak siap menerjang.Pada hamparan langit birulalu senja mulai turun satu-satubiarkan bayu membawa lantunan doaSemoga atas hembusan karuniaNYAkita tak lagi salah berlabuhtersasar oleh angan dan dunia.Tuhan...terima kasih untuk semua pelayaran di dermagaMU - kamipun bersandar
mantap gan catatan tentang hidup.
BalasHapus