*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Untuk Ibuku

Ibuku, Bukan siapa - siapa,bukan wanita karier juga bukan wanita pengejar karier. Ibuku, hanyalah seorang wanita pembina karier dalam keluarganya. Ia tidak pernah mengeluh meski  waktunya hanya berkarir dirumah dan..Ia selalu bersyukur meski hanya berprofesi Ibu Rumah Tangga  yang selalu dipandang sebelah mata

Ibuku, Tidak pernah kenal partai politik bahkan ketika perempuan lain sibuk belajar dipanggung politik. ibuku justru memilih mengajari anak-anaknya berpolitik dirumah

sebab kata ibuku ' Hidup itu harus berpolitik, maksud ibuku. Politik diperlukan dalam mendidik anak-anak dan membangun sebuah keluarga,. seorang ibu harus mampu mengelola keuangan keluarga, setia bersama keluarga meski dalam derita, dan ibu harus  menjadi pengayom dan berlaku bijaksana ketika konflik dalam keluarga

Ibuku, bukan wanita pesolek. kata ibuku, wanita akan semakin cantik jika merias dirinya dengan Iman. perhiasan dan kosmetik selalu mengelabui pandangan, kesederhanaan bukti dari sebuah kejujuran maksud ibuku, pakaian hanya pemanis pemandangan, sedangkan Iman pemanis dalam semua kehidupan

Ibuku, bukan wanita materialis, bukan pula tidak butuh duit. Kata ibuku, manusia perlu belajar menghargai duit tapi bukan berarti menjadi pelit. Nasehat ibuku, jika kita pintar mengelola duit, maka kita tidak akan diperdaya oleh duit

Ibuku, bukan wanita pengejar emansipasi, dan tidak ingin menjadi budak jaman. kata ibuku ' wanita akan semakin kuat jika dipersenjatai dengan kelemahannya". wanita menangis bukan karena lemah, istri patuh terhadap suami bukan berarti bisa diperdaya laki-laki.

Ibuku pernah berkata "Jadilah wanita yang berjiwa seperti laki-laki, tetapi berhati Perempuan" maksud ibuku, perempuan harus kuat dan tegar disetiap badai dan tetap lembut ketika kerasnya kehidupan

Itulah ibuku, Kendati dia hanya perempuan biasa, tapi menjadi luar biasa bagi anak dan keluarganya, Ibuku hanya sosok perempuan sederhana namun tetap terus belajar meski tidak hidup dijamannya. Ibu tidak pernah menuntut banyak bahkan selalu berkorban lebih banyak. 

Dan dari ibu begitu banyak hal yang aku pelajari. Belajar sabar, belajar mencintai, belajar menghargai dan belajar dan belajar menjadi seorang Ibu dan istri. Begitulah ibuku. Namun sampai sekarang aku akan belajar dari ibu, termasuk bagaimana belajar tertawa kendati orang lain menyakiti hatinya. Berkat doa ibu, aku berani menatap dunia. Terima kasih ibu., Aku rindu ibu, Aku cinta Ibu

2 komentar untuk "Untuk Ibuku"

  1. ibu kita memang wajib kita hormati dan jangan sekali-kali membentaknya. Ibu kita memang hebat dan kita seharusnya berbakti padanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trims Rudy..atas kunjungannya..selamat datang diblog baruku...Ibu memang hebat..selalu ada meski dalam doa..ingat Ibu ingat kesulitannya mendidik anak n membangun sebuah keluarga

      Hapus