Banjarmasin Kota Seribu Sungai
Banjarmasin, Kota Seribu Sungai
Bandarmasih lalu Banjarmasih ditasbihkan pada tanggal 24 September 1526. Banjarmasih", yang artinya perkampungan "Oloh Masih" (orang Melayu), dipimpin kepala kampung berasal dari Sumatra yang bergelar Patih Masih.
Kota yang memiliki luas wilayah sekitar 98,46 kilometer persegi ini dulunya adalah nama kampung yang dihuni suku Melayu. Kampung ini terletak di bagian utara muara sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Kampung Banjarmasih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil, yaitu sungai Sipandai, sungai Sigaling, sungai Keramat, sungai Jagabaya dan sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau.
Kata banjar berasal dari bahasa Melayu yang berarti kampung atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai. Banjarmasih berarti kampung orang-orang Melayu, sebutan dari dari orang Ngaju (suku Barangas) yang menghuni kampung-kampung sekitarnya.
Banjarmasin dijuluki kota seribu sungai karena kakek dan nenek dulu tidak bisa menghitung jumlah sungai di Banjarmasin dengan jari. Kota seribu sungai ini menjadi simbol Kota Banjarmasin meski sungai yang mengalir di Banjarmasin jumlahnya tidak seribu. Dan letaknya dari perkampungan dataran rendah, delta atau kepulauan yang terdiri dari sekitar 25 buah pulau kecil yang dipisahkan oleh sungai-sungai diantaranya Pulau Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan dan lain-lain.
Sedangkan dari sungai-sungai tersebut yang keberadaannya cukup terkenal adalah sungai Martapura. Sungai Martapura ini membentang di pusat kota hingga dijadikan wisata sungai siring sekaligus tempat kedua Pasar Terapung
Berdasarkan data Pemerintah Kota Banjarmasin, pada 2009, jumlah sungai di Banjarmasin hanya 102 baik yang aktif maupun yang masih dibenahi. Tahun 2015 jumlah sungai bertambah menjadi 150. Namun Sekarang banyak sungai yang tertutup dan banyak yang sudah ditutup dan berubah menjadi pemukiman penduduk, bangunan dan gedung
Namun masih ada sungai-sungai, seperti: Sungai Jingah, Andai, Lulut, Gardu, Kelayan-Pekapuran, Kuin, Alalak, Basirih, Mantuil, Pelambuan, Kuin Cerucuk, Kayutangi, Mulawarman, Banua Anyar, Bilu, Muara Sungai Baru, dan Teluk Dalam, tapi kondisinya telah tercemar dan memprihatinkan.
Memasuki 4th tinggal di Kalimantan Selatan, seringkali saya menyempatkan diri mengelilingi semua wilayah Kabupaten Kalimantan Selatan, termasuk kota Banjarmasin, tempat pemukiman padat penduduk. Dalam video youtube area tersebut tidak bisa dijangkau karena pada waktu siang dijadikan pasar tradisional hingga sulit dilewati kendaraan roda empat. Dan dibawah bangunan rumah penduduk tampak air mengalir, sepertinya bekas sungai yang sudah ditutup
Jadi wajar saja bila kantor setda provinsi dan gedung dinas pemerintahan lainnya dipindahkan ke kota Banjarbaru, sebab kota Banjarmasin memang sudah padat penduduk apalagi kota ini memang dibatasi dan dihubungkan oleh beberapa sungai kecil.
Posting Komentar untuk "Banjarmasin Kota Seribu Sungai"