*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelajaran Berharga Dari Jenazah Pembeli Miras dan Selalu Mendatangi Pelacur

Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahwa suatu malam dia merasakan kegalauan yang sangat. Ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.

Sultan pun mengajak kepala pengawal untuk keluar istana sejenak. Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan di malam hari dengan cara menyamar. Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit.

Tiba-tiba mereka menemukan seorang laki-laki tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal. Namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya sedikitpun tak memperdulikannya.

Kemudian Sultan memanggil mereka. Orang² tersebut tak menyadari kalo orang tersebut adalah Sultan.

"Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satupun di antara kalian yg mau mengangkat jenazahnya? tanya Sultan.
Siapa dia? Dimana keluarganya?" tanya Sultan lagi.

Salah seorang di antara orang-orang itu menjawab, ”orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzina !"

"Tapi, bukankah ia termasuk umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam ? sergah sang Sultan.

Sejenak mereka terdiam. Sesaat kemudian, mereka pun bergerak mengangkat jenazah untuk di bawa ke rumahnya.

Melihat suaminya meninggal, sang istri pun menangis. Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.

Dalam tangisnya sang istri berucap pada jenazah suaminya, "Semoga Allah merahmatimu wahai Wali Allah. Aku bersaksi bahwa Engkau termasuk orang yang Sholeh."

Mendengar hal itu, Sultan kaget lalu bertanya, "Bagaimana mungkin dia termasuk Wali Allah, sementara orang² membicarakan tentang keburukan dia begini dan begitu, sampai² dia meninggalpun mereka tidak memperdulikannya ?"

Sang istri menjawab, "Sudah kuduga pasti akan begini..."
"Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yg ia mampu. Kemudian minuman² itu di bawa kerumah lalu di tumpakannya ke dalam toilet, sambil berkata, "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin," kisahnya.

Ia kemudian melanjutkan, "Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka uang dan berkata, "malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi".

"Kemudia ia pulang kerumah, dan berkata kepadaku, Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda² Islam".

"Orang² pun hanya menyaksikan bahwa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah bibir.

Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku, “kalau kamu begini terus dan tidak peduli dengan omongan orang, bisa bisa nanti kalau kamu mati tidak akan ada kaum muslimin yg akan mau memandikan jenazahmu, mensholatimu dan menguburkan jenazahmu. Ia hanya tertawa dan berkata, "jangan takut, bila aku mati, aku akan di sholati oleh Sultan nya kaum muslimin, para ulama dan para Wali", tutup sang istri.

Mendengar itu semua, Sultan Murad pun menangis. Ia kemudian berkata, "Benar Demi Allah, akulah Sultan Murad dan besok pagi kita akan memandikannya, mensholatkannya dan menguburkannya".

Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah laki² itu di hadiri oleh Sultan, para ulama, para Wali Alla dan seluruh masyarakat.

Posting Komentar untuk "Pelajaran Berharga Dari Jenazah Pembeli Miras dan Selalu Mendatangi Pelacur"