*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Belajar dan Ajar Mengajar Tempo Dulu, Sederhana Tapi Menyerap

 

Pada jaman dulu sekitar tahun 70 dan 80an, anak-anak sekolah dasar mata pelajaran pertama di mulai dengan belajar membaca. Buku pertama yang dipelajari adalah buku Bahasa Indonesia dengan tokoh keluarga Budi. Pada halaman pertama bertuliskan INI BUDI, Kalimat pertama itulah yang harus di ulang berkali-kali hingga siswa bisa lancar membaca.

Cara ajar mengajar atau metode yang diterapkanpun sederhana dengan mengeja persuku kata yang telah disekat satu demi satu. Biasanya alat peraga tersebut ditulis dengan kapur di papan tulis hitam yang terbentang di depan kelas. Lalu guru menggunakan penggaris kayu panjang, membimbing siswanya untuk membaca tulisan tersebut.

Biasanya begitu lonceng kelas berbunyi, murid sudah duduk diam di dalam kelas sambil melipat tangan diatas meja (susun tangan). Lalu sambil berdiri murid menyapa guru yang baru masuk kelas. Selamat Pagi Ibu / Bapak Guru. 

Setelah murid mulai lancar membaca, guru selalu meminta siswa membaca cerita di dalam buku tersebut, satu persatu anak mendapat giliran. Satu siswa membaca dengan suara keras, sementara siswa yang lain menyimak. Lalu guru menunjuk siswa lain untuk melanjutkan bacaan tadi dan ia akan tahu apakah siswa itu menyimak bacaan atau tidak, bila tidak bisa maka ia akan di hukum berdiri didepan kelas. 

Selama siswa membaca, biasanya guru akan mengoreksi bila ada bacaan yang tidak tepat, terutama bila bertemu dengan tanda koma, titik, tanda seru, tanda tanya, dan sebagainya. 


Kalau ada siswa yang bandel atau anak, tidak mengerjakan PR dsb, anak-anak akan mendapat hukuman, kadang dipukul memakai rotan. Entah berapa kali saya pernah jadi korban sebatan rotan. Dan kami tidak pernah dendam pada guru yang menghukum kami. 

Buku pelajaran jaman dulu seragam semua, mulai dari Sabang sampe Merauke dari kota hingga desa, tidak ada yang beda. Penerbit bukunya mulai dari dinas P&K ada juga dari Balai Pustaka dll. Buku-buku ini dipinjamkan gratis, dan kami di minta menjaganya dengan baik. 


Karena mengikuti peraturan yang tertulis di belakang buku : BUKU INI MILIK NEGARA. DI PINJAMKAN KEPADA MURID. UNTUK DI PELAJARI ISINYA. RAWATLAH BUKU INI BAIK-BAIK. TAHUN DEPAN ADIKMU YANG AKAN MENGGUNAKANNYA.

Sekolahpun juga gratis, hanya ada satu pembayaran yang diwajibkan pada wali murid, yaitu uang pembangunan itupun tidak seberapa. Bagi siswa berprestasi akan mendapat beasiswa Supersemar. Supersemar ini adalah yayasan untuk pendidikan, uangnya sumbangan dari para pengusaha. Bahkan saya sendiri sempat mendapatkan uang tersebut tapi terpaksa dipindahkan ke siswa lain yang perekonomianya kurang mampu.

Kecuali itu, setiap tahun kadang dua kali pertemuan, semua sekolah akan mendapat pemeriksaan dari tim dokter. Secara berkala tim dokter juga datang ke sekolah memeriksa kesehatan kami. Biasanya dokter yang datang dengan mobil putih, ada gambar ular melingkarnya. Kami mendapat suntikan cacar, dan obat cacing dan sebagainya

Guru yang mengajar saat itu rata-rata dari latar pendidikannya dari sekolah kejuruan sekolah pedidikan guru ( SPG ), Sekolah kejuruan dsb. Satu wali kelas sekaligus merangkap mengajar beberapa pelajaran untuk satu kelas, kecuali pelajaran agama dan olahraga akan dibimbing oleh guru yang berbeda, yang ahli dibidangnya. Untuk jam sekolah dimulai dari jam 7 pagi hingga jam 1 siang. Sedangkan jam istirahat kira-kira 15 - 30 menit. 

Ini saja yang saya ingat tentang cara belajar ajar mengajar tempo dulu, tahun 70 dan 80an. Bila ada kekurangan mohon diperbaiki dan dimaafkan

Posting Komentar untuk "Cara Belajar dan Ajar Mengajar Tempo Dulu, Sederhana Tapi Menyerap"