*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyusuri Muara Teweh Barito Utara Kota Dataran Tinggi

Muara Teweh
Muara Teweh, inilah salah satu nama kota yang pernah saya dengar dari anak-anak pondok pesantren. Namanya terdengar asing bagi saya selaku perantau di Kalimantan. Karena penasaran, akhirnya sampai juga di kota kabupaten Barito Utara

Perjalanan panjang cukup melelahkan menuju sebutan kota air ini. Dari kota Banjarbaru membutuhkan waktu lebih dari 8 jam. Berangkat jam 6 pagi WITA dan sampai di Muara Teweh jelang maghrib WIB, karena sempat mampir untuk makan, sholat, isi bensin.

Kota yang mayoritas penduduknya beretnis Dayak ini berada di dataran tinggi perbukitan. Sepanjang perjalanan dari Kabupaten Ampah menuju Muara Teweh kira-kira 4jam, selama itu pula harus melalui jalan ular karena banyak tikungan, tanjakan turunan tinggi dan tajam. Bila tidak terbiasa melalui jalan seperti itu, akan membuat perut jadi mules dan kepala ikut pusing / sakit. Dan ternyata kondisi jalan didalam kotanya pun sama.

Jembatan KH. Hasan Basri layaknya sebagai ucapan selamat datang sebelum memasuki jantung kota. Jembatan ini menjadi penghubung antar luar daerah, dibawahnya membentang sungai Barito. Dari tiap sudut jalan beberapa bundaran jalan dibangun mulai bundaran air mancur dengan bagian tengahnya berdiri patung laki-laki, bundaran jalan tugu buah dll. Pada taman kota berdiri bangunan monumen patung Panglima Batur, dan pada malam hari di jalan pusat kota makin cantik karena dihiasi lampu led berbentuk bulat dengan dominan warna ungu biru

Menyusuri pinggiran kota, ruas jalan agak sempit dan rumah penduduk juga padat, belum tersedia mini market Indomaret, Alphamart juga mall sejenis hypermart, sementara untuk tempat penginapan masih terbatas. Sedangkan tempat wisata sejenis pantai memang tidak tersedia karena Barito Utara dibentangi oleh sungai Barito saja. Sebagai kota air, Muara Teweh memiliki rumah apung berderet di sepanjang tepian Sungai Barito. Rumah apung di kawasan Muara Teweh merupakan sebuah kearifan lokal yang sekaligus digunakan sebagai penangkal banjir.

Posting Komentar untuk "Menyusuri Muara Teweh Barito Utara Kota Dataran Tinggi"