*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awal Mula Sejarah Plat Kendaraan DA Kalsel

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) dengan kode plat DA yang berlaku di wilayah Kalimantan Selatan hingga saat ini banyak yang berpendapat bahwa DA adalah singkatan dari "Dayak Asli, Daerah Air, District Amandit", jawabannya tidak. Tanpa pembuktian secara historis sehingga berkembang menjadi pendapat yang cenderung menyesatkan.

Plat nomor/TNKB muncul saat transisi dari kendaraan berkuda dan bermotor sekitar 1890-1910 di Hindia Belanda. Pada kurun waktu tersebut, mulai berdatangan kendaraan yang dimiliki oleh orang-orang Belanda. Untuk memudahkan pendataan, pemerintah kolonial menerapkan semacam “Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB)” yang diistilahkan dengan nama “kentekens”. Menggunakan kode wilayah berdasarkan wilayah karesidenan.

Atas dasar kode huruf kapital tersebut, bisa dilihat dari kota mana kendaraan itu berasal. Kode hurup kapital ini diikuti oleh angka-angka. Dalam sumber artikel “Kentekens in Nederlands-Indie”, wilayah Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo memiliki tanda plat nomor kendaraan bermotor (ketenkens) dengan kode DA dan Kalimantan Barat dengan kode BR. Dalam hal ini kategori pembagian plat kendaraan bermotor berdasarkan Letters, Provincie dan Gebied.
Berdasarkan Staatblad (Lembaran Negara) no. 178 tahun 1898, nama wilayah South & East Kalimantan (Borneo) dalam versi Bahasa Inggris atau Residentie Borneo’s Zuid en Oosterafdeeling (Residensi/Karesidenan Borneo bagian Selatan dan Timur)-dalam versi Bahasa Belanda, beribukota di Banjarmasin.

Menurut Mansyur, Dosen Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat, dalam artikel “Kentekens in Nederlands-Indie”, pemakaian tanda plat kendaraan bermotor mulai diberlakukan di Hindia Belanda tahun 1900. Tepatnya di wilayah Jawa. Plat nomor tersebut berupa nomor seri yang dicat pada bagian depan mobil berwarna putih dan hitam. Beberapa nama wilayah sejak tahun 1900 memang memiliki kode plat berupa nama singkatan daerah bersangkutan. Diantaranya CH = Cheribon; SB = Surabaya; SOK – Sumatera Oost Kust (Pantai Timur Sumatera).

Pada tahun 1909 plat yang digunakan berlaku secara internasional dengan kode huruf IN (Indes Neerlandaises). Selanjutnya, pada tahun 1917 muncul sistem penomoran baru. Mulai diperkenalkan di Jawa dengan kode huruf warna putih ditambah nomor seri pada pelat hitam. Sekitar tahun 1920 sistem kode plat ini diperluas ke pulau-pulau lain termasuk Kalimantan. Sejak tahun ini juga, daerah yang menggunakan kode plat sebagai singkatan daerah yang dimaksud hanya dua wilayah yakni B-Batavia (Jakarta), M-Madoera (M). Sementara daerah lainnya sesuai dengan kode urutan yang ditetapkan Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian terdapat perubahan kode plat yakni CH = Cheribon menjadi E-Cheribon (Cirebon); Kode Plat SB = Soerabaja menjadi L-Soerabaja (Surabaya).

Khusus untuk wilayah Kalimantan terdapat dua kode plat yakni menggunakan kode BR-West Kalimantan (Borneo)-Kalimantan Barat; DA-South & East Kalimantan (Borneo)-Kalimantan bagian Selatan dan Timur. Selanjutnya di Pulau lain terdapat kode plat dengan dasar kode D yakni D-Preanger; AD-Soerakarta (Surakarta).

Pemakaian kode plat DA mulai ada di Kalimantan sejak tahun 1920. Kemudian, terdapat dua kode plat nomor yang berlaku di Kalimantan yakni kode BR-West Kalimantan (Borneo)-Kalimantan Barat. Kemudian DA-South & East Kalimantan (Borneo)-Kalimantan bagian Selatan, dan Timur.

Kenapa Kalimantan Selatan memakai kode no plat "DA" dan bukan "KS"? Jawabannya karena keberadaan tokoh yg bernama "F. N. Nieuwenhuyzen. Beliau adalah Resident Soerakarta sekaligus menjabat sebagai Governements Commissaris in de Z & O Afdeeling van Borneo (sekarang Kalsel-Kalteng-Kaltim). Keberadaannya sebagai “penguasa” kedua wilayah mempengaruhi kebijakan khususnya dalam penentuan kode plat nomor kendaraan bermotor. Untuk kebijakan kode plat kendaraan bermotor pada kedua wilayah kekuasaannya, F.N. Nieuwenhuyzen “menyeragamkan” kode plat ini. Supaya tidak sama persis dengan kode plat Surakarta (kode AD), kode ini dibalik menjadi kode DA untuk wilayah Keresidenan Borneo bagian selatan dan timur.

Nomor plat kendaraan bermotor dengan kode KT (Kalimantan Timur), KH (Kalimantan Tengah), KB (Kalimantan Barat-perubahan dari kode BR), baru muncul setelah pembagian provinsi secara administratif setelah masa kemerdekaan. DA tetap dipertahankan setelah masa kemerdekaan, di Kalimantan Selatan, walaupun secara administratif sudah menjadi provinsi tersendiri sejak tanggal 14 Agustus 1950. Sementara Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat pada tanggal 1 Januari 1957. Selanjutnya, Kalimantan Tengah 23 Mei 1957 serta Kalimantan Utara (Kaltara) pada 22 April 2013.

Narasumber: Mansyur, S. Pd, M. Hum
Sumber foto: KITLV Leiden

Posting Komentar untuk "Awal Mula Sejarah Plat Kendaraan DA Kalsel"