*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasehat Bijak Luqman Al-Hakim

Siapakah Luqman Al-Hakim?
Luqman adalah tokoh orang tua yang bijak dalam mendidik anak yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Luqmanul Hakim menurut riwayat bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman.

Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.Beberapa Nasehat dari Lukman kepada anaknya yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Semoga bermanfaat
==============
Hai Anakku jauhilah SYIRIK, karena itu akan mematikan hati menimbulkan MURKA Allah dan janganlah berjalan di muka bumi dengan SOMBONG, karena itu akan menghancurkanmu

Hai anakku; ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bilai engkau ingun selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama taqwa, isinya ialah iman dan layarnya ialah tawakkal kepada Allah.

Orang-orang yang senantiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasehat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah. Orang yang insyaf dan sadar setelah menerima nasehat orang lain, dia akan senantiasa menerima kemuliaan dari Allah juga.

Hai Anakku BERSYUKURLAH kepada Allah dan kepada kedua orang tuamu, karena Allah yang telah menciptakanmu dan orang tuamulah yang melahirkan, membesarkan dan mendidikmu

Hai anakku, orang yang merasa dirinya hina dan rendah dalam beribadah dan taat kepada Allah, tawadhu’ kepadaNya, dia akan lebih dekat dengan Allah dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepadaNya.

Hai anakku, seandainya orang tuamu marah kepadamu (karena kesalahanmu), maka marahnya orang tua ituadakah bagaikan pupuk bagi tanam-tanaman.

Jauhkanlah dirimu dari berhutang, karena sesungguhbya berhutang itu bisa menjadikan dirimu hina diwaktu siang dan gelisah diwaktu malam.

Dan selalulah berharap kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah. Takutlah kepada Allah dengan sebenar-benar takut, tentulah engkau akan lepas dari sifat keputus-asaan dari rahmatNya.

Hai anakku, seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang, dan seorang yang telah bejat akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengerian kepada yang tidak  mengerti.

Hai anakku, engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berta, tetapi akan lebih berat lagi daripada itu semua, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.

Hai anakku, janganlah sekali-kali engkau mengirimkan seseorang yang bodoh menjadi utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdas dan pintar, sebaiknya dirimu sendiri sajalah yang menjadi ututsan.

Jauhila sifat dusta, sebab berdusta itu enak sekali mengerjakannya, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

Hai anakku, bila engkau menghadapi dua alternatif, menjenguk (takziah) orang mati ataukah menghadiri pesta perkawinan, maka hendaklah engkau memilih untuk melayat orang mati. Sebab melayat orang mati itu akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat, sedangkan menghadiri pesta pernikahan itu hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.

Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, karena sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.
13.Hai anakku, janganlah engkau langsung menelan saja karena manisnya barang dan jangan langsung memuntahkan saja pahitnya barang. Karena yang manis itu belum tentu menimbulkan kesegaran, dan yang pahit itu belum tentu menimbulkan kegetiran.

Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang taqwa dan musyawarahkanlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara memohon nasehat kepadanya.

Hai anakku, bukanlah suatu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tak ubahnya bagaikan seorang yang mencari kayu bakar, setelah banyak terkumpul maka ia tidak kuat memikulnya padahal ia masih selalu menambahnya jua.

Hai anakku, bila engkau ingin menemukan kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan pura-pura membikin dia marah. Bilamana di dalam kemarahannya itu dia masih berusaha menginsyafkan atau menyadarkan kamu, maka bolehlah dia engkau ambil menjadi kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah engkau terhadapnya.

Selalulah baik tutur katamu dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, karena engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang berharga.

Hai anakku, bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu dari padanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.

Jadikanlah dirimu dalam segala perilakumu sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharapkan sanjungan orang lain, karena motivasi riya itumenimbulkan cela.

Hai anakku usahakanlah agara mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, karena engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan kemanfaatan bagi orang lain.

Hai anakku, janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu direpotkan dunia saja karena engkau diciptakan Allah bukanlah untuk dunia saja. Sesungguhnya tidak ada makhluk yang lebih hina dari pada orang yang terperdaya oleh dunia.

Hai anakku, janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, engkau berjalan tanpa tujuan pasti, janganlah engkau menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.

Barangsiapa yang penyayang tentu akan disayang, siapa pendiam akan selamat dari pada berkata yang mengandung racun, dan barangsiapa yang tidak bisa menahan lidahnya dari berkata kotor tentulah akan menyesal.

Hai anakku, bergaullah rapat engkau dengan orang alim dan orang berilmu. Perhatikanlah kata dan nasehatnya karena sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasehatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya bagaikan tanah yang subur tersiram air hujan.

Hai anakku, ambillah harta dunia sekedar keperluanmu, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Janganlah engkau tending dunia ini ke keranjang sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya jangan engkau peluk dunia ini serta mereguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. 

Hai anakku, Janganlah engkau berteman dengan orang pandir dan janganlah pula berteman dengan orang yang bermuka dua, karena akan membahayakanmu 

Posting Komentar untuk "Nasehat Bijak Luqman Al-Hakim"