*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masihkah Profesi Ibu Rumah Tangga Dipandang Kurang Berharga?


Ibu rumah tangga merupakan profesi yang paling berat dan paling tua sejak dunia ini diciptakan. Perlu dicamkan di lubuk hati paling dalam bahwa profesi ibu rumah tangga profesi terberat dan terlama yang akan dijalani seorang perempuan. Masalah yang dihadapinya jauh lebih berat dibanding pengacara, ilmuwan. Dari mulai hamil, menyusui, memelihara anak, menidurkannya, memandikannya sampai mendidiknya dengan penuh cinta dan kasih sayang tanpa balas.


Tatkala seorang perempuan memasuki institusi pernikahan, maka kewajiban pun berlipat ganda, apalagi jika sudah memiliki keturunan. Tak sedikit perempuan mengaku mengalami dilema ketika dihadapkan kepada dua pilihan besar, yakni mengabdi sebagai istri dan ibu di dalam rumah, atau tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kesibukannya masih harus ditambah lagi dengan mengatur segala hal yang berhubungan dengan keperluan rumah tangga, juga memenuhi kebutuhan suami. Bahkan tak jarang seorang ibu masih harus bekerja diluar rumah hanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Perubahan drastis yang harus dijalani seorang ibu rumah tangga, seringkali menimbulkan dilema yang cukup berat. Ruang lingkup yang dihadapinya jauh lebih sempit ketimbang lingkup dunia kerja yang banya berinteraksi dengan banyak orang dengan ragam latar belakang. Sedangkan interaksi ibu rumah tangga hanya dengan anak, tetangga, juga pembantu rumah tangga. Belum lagi merasa sendirian di rumah, ditinggal suami, sementara dia harus menghadapi anak. Selain itu, tanggung jawabnya juga menjadi jauh lebih berat karena harus mengurus suami dan anak sekaligus.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa profesi seorang ibu rumah tangga adalah sebuah karir yang tidak sukses. Kesuksesan seringkali dinilai dari segi materi hingga jika sesuatu yang tidak ada nilai materinya dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Apalagi jika bertemu kembali dengan teman lama ' kerja dimana sih', tak sedikit mereka agak berat hati dan malu untuk menjawab ' saya adalah ibu rumah tangga'. Status sosial ibu rumah tangga meskipun mendapat penilaian rendah di mata masyarakat, tapi justru mulia di mata ALLAH.

Seorang perempuan yang sudah memutuskan untuk menjalani kehidupan dalam rumah, konsentrasi membangun dan mendidik keluarganya, semata ia lakukan demi masa depan anak dan keluarganya meski tanpa imbalan dan upah bulanan. Ia korbankan hidupnya sekalipun ia tahu bahwa kedudukannya tidak mendapat respon yang baik dimata dunia. Namun seiring perkembangan jaman, banyak perempuan menghindari profesi ini, meskipun sudah menikah, mereka lebih nyaman bereksistensi di dunia luar melalui karir profesional, dengan menitipkan fungsi seorang ibu kepada pembantu rumah tangga. Hingga anak-anak lebih dekat dengan asisten rumah tangga yang waktunya lebih  banyak mendididik dan membesarkan anak majikannya.

Dalam firmanNYA, Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya:
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)

Pertumbuhan seorang anak dimulai dari rumah yaitu ibunya. Jika profesi seorang ibu rumah tangga kurang diminati perempuan, tak bergengsi, kurang berharga dan dilecehkan oleh kaum laki-laki, lalu apa jadinya jika suatu waktu pemerintah menetapkan bahwa ibu rumah tangga harus digaji oleh suaminya dan anak-anaknya yang sudah bekerja, seumur hidup??? Satu hal yang pasti, semua orang tentu akan menghargai ibu rumah tangga. Wahai perempuan, ikhlaslah engkau bekerja sebagai ibu rumah tangga, bukakah jihad utamamu adalah untuk keluarga. Wahai para lelaki dan suami, sudah siapkah anda menjadi seorang ibu jika ditinggal istri, memberi upah pada istri atau memberikan kehidupan yang layak dan kenyamanan untuk istri dan ibumu?


Posting Komentar untuk "Masihkah Profesi Ibu Rumah Tangga Dipandang Kurang Berharga?"