*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna, Pemahaman dan Jenis-jenis Wirid


Wirid asal maknanya adalah secara ruitin membaca alquran dalam kadar tertentu setelah itu maknanya berkembang menjadi dzikir, doa dan bacaan sholawat nabi dalam kadar tertentu. Tidak sedikit orang yang memiliki pemahaman yang keliru tentang permasalahan dzikir disebabkan tidak memahami kaedah ahli sunnah dalam masalah dzikir ditambah alergi yang kelewat batas terhadap orang orang yang memiliki penyimpangan dalam masalah dzikir dan doa.

Sebagian orang antipati dengan cara cara berdzikir yang dilakukan oleh salaf atau tidak bertentangan dengan kaedah syariat lalu mereka tinggalkan hal tersebut karena anggapan bahwa hal itu bertentangan dengan sunnah Nabi. Padahal para ulama sunnah senantiasa menggunakan berbagai wirid dan dzikir. Sedangkan menentukan sendiri bilangan tertentu untuk berdzikir bukanlah perbuatan yang tercela karena pelakunya tidaklah mendekatkan diri kepada Allah dengan wirid itu sendiri namun dia ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan bacaan yang berdalil secara rutin dalam kadar tertentu. Tidak mengapa jika ada orang yang mengamalkannya selama bacaan yang ada tidak keluar dari dalil syariat.

Memang benar wirid dengan makna semacam ini tidaklah dijumpai dalam dalil syariat. Sedangkan dalam perkataan ulama salaf kita jumpai sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Nasai dengan sanad yang shahih dari Humaid bin Abdurrahman dan beliau adalah seorang tabiin. Beliau mengatakan, “Siapa saja yang tidak berkesempatan untuk membaca wiridnya di waktu malam maka hendaknya dia baca di waktu pagi sebelum shalat zhuhur tiba maka seakan dia membacanya di waktu malam”.

Dalam riwayat ini kata kata wirid digunakan dengan pengertian sejumlah tertentu dari ayat al Quran yang dibaca di waktu malam. Kesimpulannya penggunaan kata kata wirid dengan pengertian secara rutin membaca alquran, berdoa, berdzikir dan bershalawat dengan kadar  tertentu [baca: bilangan tertentu] sejalan dengan amalan salaf dan ada pada perkataan salaf. (ustadzaris.com)

" Apabila Tuhan membukakan bagimu suatu jalan untuk ma'rifat ( mengenal kepada-NYA ), maka jangan menghiraukan soal amalmu yang masih sedikit, sebab Tuhan tidak membukakan kepadamu, melainkan Ia akan memperkenalkan diri kepadamu. Tidakkah kau ketahui bahwa ma'rifat itu semata-mata pemberian karunia Allah kepadamu, sedang amal perbuatanmu hadiyah daripadamu, maka dimanakah letak perbandingannya antara hidayahmu dengan pemberian karunia Allah kepadamu." ( Al Hadits )

Wirid Rasulullah ditengah malam

"Asyhaduallaa ilaaha illallah astagfirullah asaluka ridhoka wal jannah wa au'dzubika min syahotika wannaar, allahumma innaka Afuwwun Karim tuhibbul afwa fa'fu anny ya Kariim".

Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak diibadati kecuali Allah, hamba mohon ampunan-Mu, ridho dan syurga-Mu, lindungi hamba dari murka dan neraka-Mu, Engkau maha pemaaf maha mulia, menyukai maaf, maafkan hamba.

Wirid Rasulullah yang ringan tapi berfadhilah besar

Sayyidul Istighfaar
اللَّهـُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إلَهَ إلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
Dibaca pada waktu pagi dan sore masing-masing 1x. Diriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Ausin Radhiallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda tentang fadhilah Sayyidul Istighfaar ini: “Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu dia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya di waktu sore lalu dia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka dia termasuk ahli surga.” [HR. Bukhari: 6306, 6323]
Ayat Kursi
Ayat Kursi ini dibaca pada setiap selesai sholat fardhu lima waktu 1x. Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwasanya: “Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya untuk masuk ke dalam surga selain kematian.” [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah: II/697 no. 972, oleh Imam al-Albani rahimahullah]
Ta’aawudz bi Kalimaatillah
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan Kalimat-Kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.”
Wirid ini dibaca 3x khusus pada waktu sore [lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib: I/412 no. 652].
Adapun fadhilah wirid ini, disebutkan dalam Shahih Muslim (2709) dari Abu Hurairah t bahwasanya ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam lantas bertanya: “Wahai Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, apa gerangan yang membuatku disengat kalajengking tadi malam?” NabiShalallahu ‘alaihi wassalam  menjawab: “Jika engkau mengucapkan pada sore hari...(wirid di atas)..., maka tidak akan (ada yang) membahayakanmu.” 
Tashbih wat Tahmiid
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang membaca pada pagi dan sore hari:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
(artinya: Mahasuci Allah, aku memuji-Nya) sebanyak 100x maka tidaklah ada seorangpun yang datang pada hari kiamat dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia bawa kecuali seseorang yang mengucapkan dzikir semisal ini atau lebih banyak lagi.” [HR. Muslim: 2701]
Radhiitu Billaahi Rabban...
Dalam riwayat yang shahih disebutkan bahwasanya: “Barangsiapa yang membaca:
رَضِيْتُ باِللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا
(artinya: Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Nabiku) 3x ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari kiamat.” [Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686]/alhujjah.com
Wirid ala Imam Al Ghazali

1. Yaa hayyu yaa qayyum 1000x
dibaca setiap hari Minggu
2. La haula wa la quwwata illa billahil-'aliyyil-'azim 1000x
dibaca setiap hari Senin
3. Shalawat atas Nabi 1000x
dibaca setiap hari selasa
4. Istighfar 1000x
dibaca setiap hari Rabu
5. Subhanallahil'azim 1000x
dibaca setiap hari Kamis
6. Yaa Allah 1000x
dibaca setiap hari Jumat
7. La Ilaha illallah 1000x
dibaca setiap hari Sabtu

Wirid /dzikir memperoleh kekayaan ( mohon disikapi dengan baik makna kekayaan dalam arti yang luas)

Dzikir  dengan Asmaul Husna:

Al Baasith,  الباسط ,
Artinya: Yang Maha Melapangkan Rezeki.

Khasiat dan keutamaan:
1.  Diberi jalan rezeki yang lapang, mudah dan berkah.
2.  Diberik kekayaan yang sempurna dan ilmunya selalu bertambah.

Cara mengamalkan:
1.  Untuk keutamaan yang pertama, membaca "Yaa Baasith" 10 kali setiap hari, dibaca setiap selesai shalat sunat rawatib ba'diah zhuhur (setelah shalat zhuhur) dan dikerjakan secara rutin terus menerus.
2.  Untuk keutamaan yang kedua dengan membaca 3 kali setiap selesai shalat lima waktu sambil mengangkat kedua belah tangan seperti ketika berdoa. Selesai membaca lalu kedua tangan diusapkan ke wajah.

Insya Allah semua yang dihajatkan akan dikabulkan oleh Allah swt.

Al Khoofidz,  الخافض ,
Artinya: Yang Maha Merendahkan Derajat dan Martabat Makhluk-Nya.

Khasiat dan keutamaan:
1.  Dikabulkan semua yang dihajatkan, baik urusan dunia maupun urusan akhirat.
2.  Aman dari semua ancaman musuh serta tipu dayanya.
3.  Setiap orang yang berusaha membunuhnya akhirnya akan turun derajatnya dengan sendirinya.

Cara mengamalkan:
1.  Membaca "Yaa Khoofidz 500 kali setiap hari.
2.  Bisa dilakukan sekaligus dalam satu kali bacaan hingga genap 500 kali atau dibaca 100 kali setiap selesai shalat fardhu sehingga dalam sehari genap 500 kali, atau bisa juga dengan cara lainnya asalkan dalam satu hari berjumlah 500 kali.

Insya Allah segala hajat yang diharapkan akan dikabulkan oleh Allah swt.

 Al Raafi',  الرافع ,
Artinya: Yang Maha Meninggikan Derajat dan Martabat.

Khasiat dan keutamaan:
1.  Terhindar dari tindakan pencurian.
2.  Segala sesuatu yang diusahakan selalu membaca keberuntungan dan dijauhkan dari semua rintangan dan gangguan yang merugikan.

Cara mengamalkan:
1.  Membaca "Yaa Raafi'" sebanyak 70 kali setiap hari, baik siang maupun malam.
2.  Lebih baik lagi jika dibaca setelah shalat zhuhur dan Isya serta diamalkan secara rutin

Posting Komentar untuk "Makna, Pemahaman dan Jenis-jenis Wirid"