*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Awali Dengan Niat Baik dan Jauhi Prasangka


Jika diam itu lebih baik bagimu, maka diamlah daripada berbicara yang akan menimbulkan prasangka dan berujung fitnah. Berpikiran negatif seringkali sulit untuk dihindari, disebakan sulit menemukan orang-orang yang berniat baik, tanpa imbalan, ikhlas. Hampir separuh bumi ini sudah dipenuhi dengan fitnah, antara saudara sendiri sudah tidak ada saling percaya, kejahatan makin merajalela, hingga hidup aman dan nyaman sukar didapat.
Orang makin sibuk berprasangka, lebih senang menimbulkan fitnah dan kekacauan. Bahkan dimedia Televisi, orang sibuk beropini, ingin menang sendiri, lebih banyak berprovokasi, mencari kejelekan orang lain, menggunjing satu sama lain dengan meniadakan adat sopan santun dan tidak takut lagi dengan dosa. Sungguh tontonan yang menyesatkan dan tidak mendidik.

Rasulullah telah bersabda
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mencari-cari kejelekan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” [Al-Hujârât: 12]

Tiga akhlak buruk yang dicela dalam ayat di atas,

1. Prasangka tak berdasar.

Allah melarang orang-orang yang beriman dari kebanyakan prasangka, yaitu tuduhan dan anggapan berkhianat terhadap keluarga, kerabat, dan manusia, hal yang bukan pada tempatnya. Sebagian dari hal tersebut telah dipastikan sebagai dosa, dan harus ditinggalkan untuk berhati-hati darinya.

 ‘Umar bin Al-Khaththab berkata, “Jangan sekali-kali engkau menyangka suatu kalimat yang keluar dari saudaramu kecuali kebaikan, sepanjang engkau masih menemukan kemungkinan kebaikan pada (kalimatnya).” [Tafsir Ibnu Katsir]

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Hati-hatilah kalian dari prasangka, karena prasangka adalah sedusta-dusta pembicaraan, 
Janganlah kalian mendengar pembicaraan orang lain, 
Janganlah kalian ber-tajassus (mencari-cari kejelekan orang), 
Janganlah kalian saling bersaing, janganlah kalian saling hasad, 
Janganlah kalian saling membenci, 
Janganlah kalian saling membelakangi,
 dan jadilah kalian –wahai hamba-hamba Allah- sebagai orang-orang yang bersaudara.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhary dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu]

2. Mencari-cari kejelekan orang lain.

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan,
“Apabila engkau mencari-cari aurat manusia, sungguh engkau telah merusak mereka atau hampir merusak mereka.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dari Mu’âwiyah radhiyallâhu ‘anhu. Dishahihkan oleh An-Nawawy, Al-Albany dan Al-Wâdi’iy]

Wahai sekalian manusia, barangsiapa yang beriman dengan lisannya, sedangkan keimanan belum masuk ke dalam hatinya,
Janganlah kalian mengganggu kaum muslimin
Janganlah mencela mereka, 
Janganlah kalian mencari-cari aurat mereka. 
Sesungguhnya, barangsiapa yang mencari-cari aurat saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. 
Barangsiapa yang auratnya dicari-cari oleh Allah, niscaya Allah akan mempermalukannya, walaupun dia berada di tengah rumahnya.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan selainnya dari Ibnu Umar radhiyallâhu ‘anhumâ. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahîhul Jamî’]

3. Ghibah.

Definisi ghibah diterangkan oleh Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam sabda beliau,
“Engkau menyebut saudaramu dengan hal yang dia tidak sukai.”

Seorang bertanya, “Bagaimana pendapatmu jika yang kuucapkan itu ada pada saudaraku?” 
Rasulullah menjawab:
Jika apa yang engkau ucapkan ada padanya, sungguh engkau telah mengghibahnya. 
Jika (apa yang engkau ucapkan) tidak terdapat padanya, sungguh engkau telah berbuat kedustaan terhadapnya.”[Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.]

Cukuplah ayat ini sebagai peringatan.Jangan suka mencari kejelekan orang lain, selain hal tersebut adalah dosa besar, tentu akan lebih bermanfaat bila kita memperbaiki dan membaca kejelekan sendiri.
Hanya orang yang tak memiliki hati yang tidak membenci hal tersebut. Berusaha untuk menjaga lisan, berbaik sangka kepada saudara, dan sibuk membenahi diri sendiri, inilah perbuatan yang harus  kita amankan dan dilestarikan. Berusahalah untuk meminta maaf atas praduga tak bersalah yang sempat kita lakukan terhadap orang lain, sebelum orang tersebut menghadapNYA. Dengan Iman, berserahlah kepada Tuhan untuk segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Awali segala sesuatu dengan niat baik dan Jauhi Prasangka

2 komentar untuk "Awali Dengan Niat Baik dan Jauhi Prasangka"