Ajarilah anak-anak kita kejujuran sejak kecil, karena itu adalah pondasi karakter di antara karakter yang lain. Apa artinya rajin, ulet, baik hati, sederhana, kalau ia tidak jujur. Jika anak sudah terbiasa hidup jujur sejak kecil, maka saya yakin bila kelak dia jadi pemimpin atau pejabat, ia bukan pemimpin/pejabat yang korup
Dunia semakin tidak ramah, lingkungan semakin membuat orang tua kuatir, narkoba, pornografi begitu dekat dengan anak-anak kita. Membuat aturan, larangan dan menghukum anak-anak tidaklah efektif lagi ketika anak sudah beranjak remaja. inilah saatnya lebih intens bagi kita orang tua, untuk menanamkan ke dalam diri anak kita NILAI HIDUP untuk membentuk KARAKTER sehingga anak kita memiliki INTEGRITAS yang utuh
Mendidik anak harus sehati: suami-istri, oma-opa, om-tante, bahkan pembantu/suster. Jika konsep cara mendidik, cara menghukum, cara dan jenis pemberian imbalan (rewards) berbeda antara pihak pihak yang terlibat, maka perdebatkan, diskusikan, pertengkarkan hal itu tidak dihadapan anak.
Kalau kita berkata "kita malu kalau anak melakukan sesuatu, atau berprestasi buruk", maka kalau kebetulan anak dalam posisi hati tidak suka dengan orang tuanya, dia justru akan berbuat lagi supaya orang tuanya menjadi malu. Jadi, ingat selalu, saat kita mendidik/menghukum, maka fokus orang tua tetap pada anak. Ingatkan bahwa semua itu demi kebaikannya, demi masa depannya sendiri, bukan demi orang tuanya.
Sikap pemberontakan, liar, karena anak tidak pernah ditegor, tidak pernah didisiplin atau terlalu dimanja. Banyak anak-anak bertingkah, nakal di sekolah, untuk mencari perhatian, karena di rumah di dibiarkan oleh orang tuanya apapun yang dia perbuat. Dengan menghukum dan mendisiplin, berarti kita juga mengasihi dan memperhatikan anak kita.
Berikan kepada anak target yang bisa dicapai. Memberikan target kepada anak berlebihan hanya akan membuat anak sengsara. Dia mulai merasa tidak mampu, merasa gagal. Tumbuhkan citra diri anak, karena citra diri adalah bagian dari kecerdasan emosi yang membuat anak-anak berhasil.
Orang tua perlu menilai dengan obyektif, apakah anaknya sudah berusaha sungguh-sungguh. Yang penting lihatlah usahanya. Kalau ia belum sungguh-sungguh, dorong dia, temani dia untuk belajar sungguh-sungguh. Seandainya ia sudah berusaha sungguh-sungguh tapi hasilnya belum maksimal, maka orang tua harus mengutamakan melihat proses, memuji karakter baru kemudian prestasi.
Tunjukkan padanya, uang adalah benda berharga yang tak jatuh dari langit begitu saja. Setiap sennya merupakan hasil dari usaha. Jika uang saku anak habis sebelum waktunya, jangan berikan lagi secara cuma-cuma. Mereka bisa bekerja untuk mendapatkan uang, misalnya dengan memotong rumput di halaman atau mencuci sepedanya.
Berikan waktu buat anak, selagi ada kesempatan. Kadang anak minta bukan berlebihan. Hanya saja oarng tua sering tidak memahami kebutuhan anak, karena kesibukan, bekerja dan bekerja. Sering orang tua membalas dengan bentakan atas sebuah permintaan yang lirih. Karena itu, mari menjadi bijaksana, membangun keluarga yang kokoh dengan memberi waktu dan perhatian kepada anak-anak kita
Hidup ini berarti dan bisa dibuat menjadi lebih berarti. Waktu terbatas, 24 jam, sama bagi semua orang. Kita investasikan kemana waktu ini? Investasikanlah kepada orang-orang yang bisa membalas atau punya peluang lebih banyak membalas, kepada orang-orang yang ada keterikatan lebih dekat, dan itulah keluarga, istri, suami dan anak-anak.
Posting Komentar untuk "Tips Cara Mendidik Anak1"