*6
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tentang Nasehat


 Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya

Selalu ada nasehat dari setiap peristiwa, kalimat tersebut menjadi bahan renungan buat kita dalam menjalani kehidupan. Setiap orang pasti membutuhkan nasehat,
nasehat yang berupa rangkaian kata-kata indah nan lembut sebagai penyejuk hati dan peredam jiwa dikala kita terjatuh, gundah - gulana atau disaat-saat penting lainnya seperti ketika kita ingin meraih sebuah tujuan tertentu. Nasehat yang diucapkan dengan bahasa yang sederhana lebih mudah diterima daripada nasehat yang berupa hentakan dan kata-kata kasar meskipun nasehat itu memang bentuk suatu kebaikan.

Definisi Nasehat
Dari kajian islam, Secara kebahasaan, Kata an-nashihah tidak memiliki padanan kata, an-nashihah berasal dari kata an nush-hu yang menunjuk pada beberapa makna, seperti bersih, bebas dari para sekutu, rapat dan tidak berjauhan. Secara istilah, makna nasehat secara umum dimaknai sebagai pandangan yang diberikan dengan harapan datangnya kebaikan pada orang yang dinasihati.


Definisi di atas hanya berlaku pada sesama manusia. Dan menjadi berkembang ketika kata nasehat tersebut disandarkan pada Allah, kitab dan rasul-Nya sesuai yang tercantum dalam hadits di atas. Jika "nasihat" dalam hal ini merupakan kata kerja, maka kata tersebut memerlukan subjek dan objek. Jika nasehat disandarkan pada kaum muslimin, maka agama menjadi subjek dan kaum muslimin sebagai objek. Sementara kata "nasehat" yang disandarkan kepada Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya, maka Allah, kitab dan rasul-Nya merupakan subjek yang melahirkan dan menjaga otensitas dari agama itu sendiri. Agama sebagai media dan objeknya tetap segenap manusia.

Kebanyakan dari kita menganggap bahwa nasehat itu berupa kata-kata atau susunan kalimat bijak yang diucapkan seseorang / orang lain pada kita, namun menurut saya pribadi bahwa semua yang ada dalam kehidupan didunia ini adalah nasehat, baik itu berupa benda yang bergerak maupun yang diam sama sekali. Mengapa saya berkata demikian? Pada konsep saya, bahwa nasehat itu terbagi dua macam, yaitu, nasehat yang terucap atau tertulis dan nasehat yang tersirat.

Mungkin kita lebih mudah mengenal nasehat yang berupa ucapan (lisan),sebab  lebih familiar pada diri kita, mudah dicerna ketimbang nasehat yang tersirat, tak terucapkan. Namun jika jiwa dan hati kita sudah mencapai tahap matang, kita akan lebih mudah mengenal dan menerima nasehat yang tersirat, bahkan merasa lebih nyaman dengan nasehat yang tak terucapkan. Saksikan saja, betapa  seluruh isi kehidupan didunia ini adalah berupa nasehat tempat kita ditempa untuk belajar. Belajar menjadi pribadi yang baik tentunya.

Ketika kita menyaksikan sebuah kematian, bukankah itu adalah berupa nasehat untuk kita yang masih hidup, bahwa hidup ini memang Cuma sesaat dan perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kita juga bisa menggali  nasehat dari tindakan para koruptor negeri ini bahkan dari orang gila sekalipun, betapa memalukan dan tak berharganya diri kita jika kita adalah mereka. Kita-pun bisa belajar nasehat tentang kejujuran daan kepolosan dari anak-anak kecil, belajar bersyukur dari orang-orang miskin atau bahkan pada orang yang kita pandang rendah ilmu dan kedudukannya, hanya saja jiwa kita terlalu kerdil mengambil nasehat dari mereka. Disinilah ke-Aku-an kita lebih berperan, sehingga membuat kita lupa bahwa Allah menciptakan segala isinya adalah supaya kita mampu belajar menasehati diri kita sendiri.

Nasehat yang datangnya dari orang tua atau atasan kita dikantor, atau dari orang yang lebih tua dan tinggi kedudukannya dari kita, lebih mudah dimaafkan dan diterima sebagai bentuk kebaikan. Tetapi, Nasehat kadang membuat kita sakit, merasa diri direndahkan apabila nasehat itu datang dari orang-orang yang kita anggap rendah ilmu dan kedudukanya, padahal nasehat kadang juga berarti teguran untuk kita, meskipun tidak semua orang rela diberi nasehat.

Belajar nasehat dan menasehati adalah salah satu bentuk empati, jiwa sosial yang perlu kita bangun dalam bermasyarakat. Mungkin kita memiliki banyak cara untuk menasehati keluarga, teman, sahabat atau orang yang tidak kita kenal dengan akrab. Dibawah ini, mungkin bisa membantu bagaimana cara memberikan nasehat :

- Ada baiknya kita pastikan bahwa orang yang berbicara dengan kita sebenarnya meminta saran atau mungkin dia hanya ingin kita mendengarkan keluh-kesahnya dan menjadi teman pendengar yang baik, bukan mencari pemahaman, empati, dan kasih sayang. Jangan berasumsi bahwa semua orang ingin meminta nasehat /saran meskipun kita mungkin memiliki beberapa wawasan terhadap masalahnya tetapi kita benar-benar harus mendengarkan dengan penuh perhatian untuk memahami situasi.  Menjadi pendengar yang aktif tidak hanya akan membantu kita memberikan nasihat yang baik, juga akan meningkatkan peluang bahwa orang tersebut akan menerima nasihat kita. jika, teman kita benar-benar meminta nasihat,barulah kita kemudian melengkapinya. Dengan memberi nasehat kita memilki tanggung jawab yang besar atas nasehat yang kita berikan, Nasehat / Saran yang baik dapat membantu orang membuat keputusan suara atau menemukan jalan yang benar dalam hidup, sementara saran yang buruk dapat memiliki konsekuensi bencana.

- Mencoba untuk membayangkan  diri kita dalam situasi orang lain. Jika kita sudah berada dalam situasi yang sama, berpikir tentang apa yang Anda pelajari, tetapi jangan hanya mengandalkan pada pengalaman kita untuk memberikan saran - bayangkan bahwa kita memberi nasehat pada diri sendiri. Jika kita benar-benar mencoba untuk menempatkan diri pada posisi orang lain,empati mungkin akan berkembang secara alami. Meskipun demikian, perlu  berhati-hati  tentang bagaimana cara menyampaikan nasehat  sebab nasehat / ucapan kita harus peka kata terhadap perasaan orang lain dan keadaan emosional.

- Jika kita tidak benar-benar merasa cukup mumpuni atau berpengetahuan tentang sesuatu untuk memberikan nasihat tentang hal itu, bersikap jujur ​​tentang fakta ini. Tujuan kita seharusnya tidak untuk langsung memimpin orang, melainkan untuk membantu dia membuat keputusan yang baik. Jika kita menyarankan satu hal tetapi melakukan yang sebaliknya, maka nasehat / saran kita  akan dilihat sebagai palsu dan munafik. Jika diri kita seperti yang kita katakan, orang akan lebih cenderung untuk menghormati saran kita.

- Jangan tersinggung jika orang tidak dapat mengambil nasihat kita. Hanya karena seseorang meminta nasihat kita, mereka tidak berkewajiban untuk mengambilnya. Sadarilah bahwa orang lain hampir selalu  lebih banyak tahu  tentang situasi dan keinginan mereka daripada yang kita lakukan, sehingga kita tidak perlu yakin bahwa apa yang kita nasehatkan benar-benar yang terbaik untuk mereka. Kita harus paham bahwa orang kadang-kadang akan meminta nasihat hanya dalam rangka untuk bangkit ide-ide dari kita, dan jangan heran jika seseorang menolak bahkan nasihat yang baik dan memutuskan untuk membuat kesalahan nya sendiri. Biarkanlah ia memutuskan jalan terbaik baginya tanpa harus memaksakan nasehat dari kita

- Berpikir dua kali sebelum memberikan saran yang tidak diminta atau tidak diinginkan. Jika seseorang tidak meminta nasehat kita, akan dianggap ofensif bahkan bisa jadi menimbulkan ketegangan hubungan kita dengan orang tersebut. Jangan pernah takut untuk mengakui bahwa diri kita tidak memiliki nasihat yang baik tentang situasi tertentu. Jika Anda tidak memiliki saran untuk memberi, tapi masih ingin membantu orang tersebut, usahakan untuk  memberi saran supaya dia berkonsultasi dengan seseorang dengan pengetahuan lebih lanjut tentang situasinya.

Pada akhirnya, nasehat bukanlah sekedar untuk menghibur diri pada saat-saat tertentu, nasehat baik yang datangnya dari orang-orang terdekat  atau dari orang yang tidak kita kenal sama sekali, adalah merupakan perantara atas bentuk kasih sayang Allah pada hambaNya. Menasehati orang lain memang mudah tapi kita sering sangat kesulitan menasehati diri sendiri. Untuk mencapai nasehat yang diberikan Allah pada semua isi jagad raya ini, kita harus rajin mendekatkan diri padaNya. Biasakan diri untuk  berdzikir (lisan maupun lesan) menyebut Asma Allah dan melakukan sholat malam, supaya hati kita lebih mudah menerima isyarat-isyarat yang Allah berikan di setiap peristiwa kehidupan.

(dari sebuah perjalanan, medio sept 2011)

Posting Komentar untuk "Tentang Nasehat"