4 Doa Perlindungan - Dari Gelap Menuju Terang
Dalam ringkasan ceramah Buya Hamka tentang Dari Gelap Menuju Terang, Setiap dari kita pasti ingin memiliki tujuan hidup. Dan ada saatnya kita sering bertanya dalam hati "apa arti dan tujuan hidup saya di dunia ini?" Sekedar hidupkah? atau benar-benar mampu menjadi orang yang mampu hidup dalam keimanan ditengah gelombang kehidupan. Dalam perjuangan hidup didunia ini, manusia berjalan diantara gelap dan terang. Rohani kita selalu melalui dua jalan tersebut. Jalan memang tidak selalu mulus dan lurus, seperti pergantian hari, ada siang dan malam, ada panas terik dan dingin menusuk kulit.
Orang yang tidak memiliki tujuan hidup sama seperti orang yang tengah berenang ditengah lautan, seperti musafir yang berjalan didaratan, tanpa arah yang jelas dan kemungkinan besar akan terdampar ditempat yang tidak diharapkan. Seringkali orang beranggapan bahwa mereka telah memiliki tujuan hidup, namun tidak tepat sasaran. Mereka berusaha dan berjuang sekuat tenaga mengejar kekayaan, kekuasaan, harga diri, pendidikan tinggi dan sebagainya. namun pada akhirnya mereka mengalami ketidak-puasan, karena mereka meletakanya sebagai tujuan tertinggi dalam hidupnya.
Kehidupan didunia itu tidak ada yang tetap, yangg tetap itulah berobah, Berubah itulah ketetapan yang ada di di dunia. Suatu kali Hujan bisa berganti panas dan banjir, semuanya mengalami pasang surut. Itulah kehidupan didunia harus diyakini supaya kita tidak terombang ambing. Jika kita sudah terombang ambing, kita menjadi tidak sadar diri, saat terangnya hari kita merasa gelap dalam jiwa kita sendiri, saat panas kita hujan oleh keiringat kita sendiri. Di dalam tubuh manusia ada bekuan darah, kalau badan jadi baik akan baik jiwa kita dan itu adalah berpusat pada hati sebab hati-lah tempat semua kendali.
Dalam ceramah tersebut, Hamka memberikan ulasan tentang doa yang disari dari Al-quran yang juga di ajarkan oleh Nabi, untuk menjauhi empat hal yang merusak yaitu "Allahumma innii a'udzu bika min'ilmin layanfa'u, wamin qalbin laa yakhsya'u, wamin nafsin laa tasyba'u, wamin da'watin laa yustajaabu lahaa".
(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari pada ilmu pengetahuan yang tidak berguna, dan hati yang tidak khusyu', dan nafsu yang tidak pernah merasa puas, dan do'a yang tidak diterima) (HR. Muslim)
1. Aku sangat berlindung pada Allah, jangan sampai hati ini tidak khusuk lagi kepada Allah.
Manusia memang harus berpegang pada iman, dimana Allah menjadi pegangan, benteng, ingatan dan tujuannya, dan kepada Allah-lah kita menghadap selalu. Hati yang khusyuk tidak hanya berprioritas pada waktu mengerjakan sholat akan tetapi bagaimana aplikasi kita dalam kehidupan, semata berbuat karena Iman kepada Allah. Untuk mencapai taraf ini bukan perkara mudah, layaknya kehidupan yang penuh fatamorgana, maka hati-pun tak lepas dari godaan syetan. Seringkali berbuat sesuatu mengharap imbalan dan pujian bukan Lillaahita'ala. Hati yang tidak ingat lagi kepada Allah, maka akan mudah sekali melakukan pekerjaan semacam berdusta, mencela, memaki, menipu dsb, sebab hati-nya hanya ingat pada dirinya saja.
2. Dan Aku berlindung kepadaMu Ya Allah dari Ilmu yang tidak memberikan manfaat (ilmu yang memberi bahaya)
Ilmu harus dikendalikan oleh iman, namun banyak orang ber-ilmu tapi membawa pada celaka. Jika nafsu sudah mengendalikan ilmu, maka segala cara dikerahkan untuk mencapai tujuan, hingga nyawa manusiapun dianggap seperti sampah. Di zaman serba teknologi ini, begitu mudahnya kita mencari ilmu, tidak dicari tapi malah disediakan. Deras arus informasi seakan tidak bisa dibendung lagi hingga orang tua kewalahan untuk memberikan nasehat, memfilter bentuk informasi yang baik untuk anaknya. ilmu yang bermanfaat jika diajarkan kepada orang lain dan diamalkan untuk dirinya dan orang banyak, akan mendapatkan pahala sekalipun dia telah meninggal dunia. Akan tetapi jika suatu ilmu dipelajari, tapi tidak diamalkan dan juga tidak diajarkan kepada orang lain, tentunya ilmu itu tidak berguna dan tidak bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, baik untuk kebaikan hidup di dunia dan juga untuk kebaikan hidup di akhirat
3. Dan Aku berlindung kepada Allah dari pada nafsu yang tidak pernah kenyang.
Dunia ini tempatnya berperang dengan nafsu. Beragam godaan dunia yang menawarkan pada kesesatan, baik terang-terangan maupun ditutupi dengan iming-iming kebaikan. Jika sudah tergoda, sulit untuk melepaskan diri. Manusia ingin selalu sempurna dan untuk memenuhi nafsu kesempurnaan itu, ia pun menghalalkan segala cara. Tidak peduli lagi dengan kemanusiaan dan lupa dengan kematian. Orang yang memiliki nafsu serakah sangat jauh dari nur Illahi, bahkan dibenci oleh manusia. Ditengah kesulitan ingat Allah, dilimpahi nikmat lupa jalan untuk kembali.
4. Wamin da'watin laa yustajaabu lahaa - Dan aku berlindung dari doa yang tidak didengar lagi.
Manusia semacam ini persis seperti yang digambarkan oleh Allah SWT seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.
Jika sudah pada tahap ini, kemana lagi kita akan berlindung dan bersandar jika Allah sudah tidak peduli dan tidak lagi mendengarkan doa kita. Allah telah berpaling akibat tubuh yang dibesarkan oleh dosa dan dosa. Hidayah yang pernah diberikan Allah tidak mampu menembus ruang hatinya yang sudah dipenuhi oleh syetan. Kita berharap, ilmu yang dimiliki dapat menjadi cahaya yang selalu menuntun kita pada kebenaran, menjauhi kemaksiatan dan kemungkaran, agar doa kita layak didengar dan dikabulkan Allah SWT.
Hati perlu dirawat dan dibersihkan agar supaya dimudahkan dalam menerima hidayah dan petunjuk dari Allah SWT. Cukuplah Allah pemimpin kita. Dan tujuan hidup kita adalah Memuliakan Allah
Kehidupan didunia itu tidak ada yang tetap, yangg tetap itulah berobah, Berubah itulah ketetapan yang ada di di dunia. Suatu kali Hujan bisa berganti panas dan banjir, semuanya mengalami pasang surut. Itulah kehidupan didunia harus diyakini supaya kita tidak terombang ambing. Jika kita sudah terombang ambing, kita menjadi tidak sadar diri, saat terangnya hari kita merasa gelap dalam jiwa kita sendiri, saat panas kita hujan oleh keiringat kita sendiri. Di dalam tubuh manusia ada bekuan darah, kalau badan jadi baik akan baik jiwa kita dan itu adalah berpusat pada hati sebab hati-lah tempat semua kendali.
Dalam ceramah tersebut, Hamka memberikan ulasan tentang doa yang disari dari Al-quran yang juga di ajarkan oleh Nabi, untuk menjauhi empat hal yang merusak yaitu "Allahumma innii a'udzu bika min'ilmin layanfa'u, wamin qalbin laa yakhsya'u, wamin nafsin laa tasyba'u, wamin da'watin laa yustajaabu lahaa".
(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari pada ilmu pengetahuan yang tidak berguna, dan hati yang tidak khusyu', dan nafsu yang tidak pernah merasa puas, dan do'a yang tidak diterima) (HR. Muslim)
1. Aku sangat berlindung pada Allah, jangan sampai hati ini tidak khusuk lagi kepada Allah.
Manusia memang harus berpegang pada iman, dimana Allah menjadi pegangan, benteng, ingatan dan tujuannya, dan kepada Allah-lah kita menghadap selalu. Hati yang khusyuk tidak hanya berprioritas pada waktu mengerjakan sholat akan tetapi bagaimana aplikasi kita dalam kehidupan, semata berbuat karena Iman kepada Allah. Untuk mencapai taraf ini bukan perkara mudah, layaknya kehidupan yang penuh fatamorgana, maka hati-pun tak lepas dari godaan syetan. Seringkali berbuat sesuatu mengharap imbalan dan pujian bukan Lillaahita'ala. Hati yang tidak ingat lagi kepada Allah, maka akan mudah sekali melakukan pekerjaan semacam berdusta, mencela, memaki, menipu dsb, sebab hati-nya hanya ingat pada dirinya saja.
2. Dan Aku berlindung kepadaMu Ya Allah dari Ilmu yang tidak memberikan manfaat (ilmu yang memberi bahaya)
Ilmu harus dikendalikan oleh iman, namun banyak orang ber-ilmu tapi membawa pada celaka. Jika nafsu sudah mengendalikan ilmu, maka segala cara dikerahkan untuk mencapai tujuan, hingga nyawa manusiapun dianggap seperti sampah. Di zaman serba teknologi ini, begitu mudahnya kita mencari ilmu, tidak dicari tapi malah disediakan. Deras arus informasi seakan tidak bisa dibendung lagi hingga orang tua kewalahan untuk memberikan nasehat, memfilter bentuk informasi yang baik untuk anaknya. ilmu yang bermanfaat jika diajarkan kepada orang lain dan diamalkan untuk dirinya dan orang banyak, akan mendapatkan pahala sekalipun dia telah meninggal dunia. Akan tetapi jika suatu ilmu dipelajari, tapi tidak diamalkan dan juga tidak diajarkan kepada orang lain, tentunya ilmu itu tidak berguna dan tidak bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, baik untuk kebaikan hidup di dunia dan juga untuk kebaikan hidup di akhirat
3. Dan Aku berlindung kepada Allah dari pada nafsu yang tidak pernah kenyang.
Dunia ini tempatnya berperang dengan nafsu. Beragam godaan dunia yang menawarkan pada kesesatan, baik terang-terangan maupun ditutupi dengan iming-iming kebaikan. Jika sudah tergoda, sulit untuk melepaskan diri. Manusia ingin selalu sempurna dan untuk memenuhi nafsu kesempurnaan itu, ia pun menghalalkan segala cara. Tidak peduli lagi dengan kemanusiaan dan lupa dengan kematian. Orang yang memiliki nafsu serakah sangat jauh dari nur Illahi, bahkan dibenci oleh manusia. Ditengah kesulitan ingat Allah, dilimpahi nikmat lupa jalan untuk kembali.
4. Wamin da'watin laa yustajaabu lahaa - Dan aku berlindung dari doa yang tidak didengar lagi.
Manusia semacam ini persis seperti yang digambarkan oleh Allah SWT seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-menindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.
Jika sudah pada tahap ini, kemana lagi kita akan berlindung dan bersandar jika Allah sudah tidak peduli dan tidak lagi mendengarkan doa kita. Allah telah berpaling akibat tubuh yang dibesarkan oleh dosa dan dosa. Hidayah yang pernah diberikan Allah tidak mampu menembus ruang hatinya yang sudah dipenuhi oleh syetan. Kita berharap, ilmu yang dimiliki dapat menjadi cahaya yang selalu menuntun kita pada kebenaran, menjauhi kemaksiatan dan kemungkaran, agar doa kita layak didengar dan dikabulkan Allah SWT.
Hati perlu dirawat dan dibersihkan agar supaya dimudahkan dalam menerima hidayah dan petunjuk dari Allah SWT. Cukuplah Allah pemimpin kita. Dan tujuan hidup kita adalah Memuliakan Allah
Posting Komentar untuk "4 Doa Perlindungan - Dari Gelap Menuju Terang"